Suatu ketika di sebuah majelis ta’lim, sang ustad menuturkan: “jangan dikira shalat, puasa dan sedekah kita dapat mengantarkan kita masuk ke dalam surganya Allah. Al kisah pada zaman dulu kala ada seseorang yang hidupnya total shalat berpuluh-puluh bahkan beratus tahun lamanya. Ketika dirinya wafat, ditanya “apa yang membuatmu masuk surga?” orang yang taat tersebut menjawab: “tentunya shalatku.” Mendapat jawaban seperti itu lantas Allah menyuruh malaikatnya untuk menimbang amal shalatnya selama ratusan tahun tersebut dengan panca indera penglihatan. Ternyata begitu usai ditimbang hasilnya jomplang amal shalatnya nilainya jauh dibawah dibandingkan dengan kenikmatan pencaindera penglihatan yang telah diberikan Allah. Kemudian Allah mengatakan bahwa orang yang taat shalat tersebut masuk surga karena RahmatNya.
Tentunya kita akan menanyakan apa korelasinya rahmat dengan sabar sebagaimana judul tulisan ini. Dapat kita kutip dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 153 sampai dengan 157 sebagai berikut:
(153) Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang sabar.
(154) Dan janganlah kamu katakan terhadap orang yang terbunuh di jalan Allah bahwa mereka mati. Bahkan mereka hidup, akan tetapi kamu tidak merasa.
(155) Dan sesungguhnya akan Kami beri kamu percobaan dengan sesuatu dari ketakutan dan kelaparan dan kekurangan dari harta benda dan jiwa-jiwa dan buah buahan; dan berilah kabar gembira kepada orang yang sabar.
(156) (Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNyalah kita semua akan kembali.
(157) Mereka itu, akan dikurniakan atas mereka anugerah-anugerah dari Tuhan mereka dan rahmat, dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat petunjuk.
Dari uraian surah tersebut di atas dapat kita amati besama, sabar disebut sebanyak tiga kali dan endingnya dapat kita temukan kata rahmat. Ternyata ketika kita dilanda kekalutan hidup berupa ketakutan, kelaparan dankekurangan harta benda, jiwa dan buah-buahan, maka mintalah tolong kepada Tuhan dengan sabar;
Selanjutnya orang yang melalui hidup susah tersebut namun mencari jalan keluarnya dengan sabar maka sungguh Allah besertanya. Orang sabar senantiasa eling lan waspada karena kesusahan hidup atawa musibah yang menimpanya disikapi dengan kesadaran penuh dan murni bahwa dirinya berasal dari Nya dan pasti kembali kepadaNya. Pada saat seseorang telah dapat melakukan kecerdasan ini maka dirinya berada dalam golongan orang-orang sabar. Dari sinilah kemudian sabar dapat dijadikan pintuk masuknya rahmat Allah. Ketika rahmat itu datang kepada kita tinggal tunggu saja kenikmatan hidup yang akan kita nikmati, yaitu surga.
Kenapa kemudian sabar dikatakan sebagai bentuk tata kelola diri yang terbaik. Tentunya tidak akan ada yang menyangkal sabar identik dengan ketangguhan. Bukankah orang sabar pastinya tidak gampang tersinggung, pastinya orang sabar tidak akan khawatir dan tidak akan tergesa-gesa dalam menjalani hidup.
Analoginya pada tren pengelolaan perusahaan yang baik dengan sebutan Good Corporate Governance (GCG)atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Dalam diri kita juga perlu adanya Tata Kelola Diri yang terbaik. Jika dalam perusahaan salah satu bentuk GCG yang diterapkan adalah dimilikinya fungsi pengawasan atau control yang dilakukan oleh Dewan Komisaris. Dalam tata kelola diri yang baik fungsi control kita tiada lain adalah kesabaran itu sendiri. Bukankah saat diri ini hampir kalap maka kesabaran menjadi fungsi control diri sehingga tidak lahir amarah yang membabi buta.