Lihat ke Halaman Asli

Hamburg: Daun Maple di Ujung Sepatu Boot

Diperbarui: 25 Juli 2016   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

autumn in my heart

Rontokan salju, keringnya summer, semua kembali beranjak pergi...perlahan autumn melambai menyapa kemudian menghampiri. 

Hamburg kembali menertawakan kebodohan dan kekerdilanku, sumir senyumku Karena kegagalan yang harus aku  telan setiap peralihan musim....ku rapatkan mantel hingga terasa mencekik tenggorokan untuk mengurangi desau dingin musim gugur kali ini.

Semua masih tentang cinta, ya...satu kata yang memiliki sejuta arti, menggerus rasa dan menohok segala hal..

Cinta yang aku yakini adalah anugerah yang tidak patut ku nilai dengan harga lembaran mata uang manapun. Dan cinta terkadang tidak cukup di ucapkan dengan kata-kata atau di deskripsikan dengan bahasa manapun karena cinta hanya mampu di baca dengan bahasa cinta dan perasaan cinta.

Aku bukanlah wanita pemenang dan ahli dalam pakar percintaan namun aku setidaknya wanita yang Dia Tuhan cipta untuk ingin tahu dan mengenal apa itu arti dari cinta yang bibir setiap orang berkata selalu ada kehebatan dan pembelajaran di baliknya.

maple

Jejak langkahku terhenti ketika selembar maple  rontok dan terbang perlahan kemudian jatuh tepat di hadapan lusuh ujung sepatu bootku...lentik kurus jemariku memungut daun maple itu...sejenak kuhidu aromanya yang bercampur dengan aroma lembab tanah Hamburg, kebiasaan yang tidak pernah kikis oleh waktu,dulu aku kerap menghidu aroma daun jati kering atau daun randu di belakang rumah ketika musim kemarau menjelang sambil sesekali menengadah dan menatap luasnya langit, dan kebiasaan itu masih kerap aku lakukan meski bukan daun jati kering yang kutemui...

pohon maple

semua tidaklah seindah cinderella
Selalu akan ada air mata di sela-sela senyum perjuangan akan cinta
Hidup bukanlah drama untuk di fiksikan atau fiksi di hidupkan
Semua sudah Tuhan atur sedemikian rupa
Cita-cita, tujuan hidup, ambisi, kegagalan, amarah, rasa sakit, semua itu selalu tentang cinta
Rindu daun jati kering seperti maple menggantikan semua hal
Aku tidak mampu memahami dan meraih semua hal tentang kamu
Dan haruskah kamu memaksa untuk merengkuh apa yang ingin aku hancurkan 
Biarkan semua kembali pada tempatnya
Karena itu akan menjadikan segala hal baik-baik saja

Ingatan itu kembali mengusikku, ingatkah kau dengan beberapa pertanyaanku kala itu...di sela-sela obrolan ringan di antara kita, entah itu obrolan kerinduanmu akan diriku atau kesepianmu dan kau membutuhkan aku untuk menjadi teman di kala sepimu..kadang ini menyiksa dan menyakitiku tetapi aku kembali menjadi bodoh jika mengenaimu, aku tidak mampu menghilang dan menjauh karena itu juga akan menghancurkan aku.

"jika di kehidupan ini Tuhan ciptakan kau menjadi sebuah pohon, di bagian apa kau ingin hidup ? Apakah akarnya, batang pohonnya, ranting,daun,atau mungkin buahnya ? "

Dan berkali-kali dengan lantang kau katakan dengan jelas kau ingin menjadi batang pohonnya...

Jawabanmu begitu lugas, karena jawabanmu mengingatkan aku kembali jika aku begitu mencintai kokohnya sebuah pohon, dan aku adalah pohon maple yang menjadi bagian terpenting dari musim gugur bahkan mungkin lebih dari itu atau mungkin aku benar-benar seorang perempuan autumn.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline