Lihat ke Halaman Asli

Hamburg: Waktu di Gagang Pintu

Diperbarui: 13 Juli 2016   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

supermarket ujung flat

" Nachmittag..."  

Lepas sapaku sambil tak lupa tersungging manis kepada sosok setengah tua yang membantuku membuka pintu Potton...rontokan salju aku kibas-kibaskan dari bahuku, coat yang ku pakai terasa lembab dan berat...winter selalu menyakitiku, menyusup di antara belulang yang remuk akan hempasan keras 5 tahun yang lalu hingga platina yang menancap di selal-sela daging seolah menyayat setiap akan melakukan gerakan 

salju rontok 

Meski ku rindui daun jati kering yang luruh 

Namun hanya kembali salju yang rontok 

Demi sepiring weisswurst dan aku takut mati

Akhirnya berakhirlah aku di sini sebagai waiters dan penyaji makanan siap saji

Hanya se-mug kopi hangat tiap senja beranjak pergi akhirnya berakhirlah aku di sini

Di balik meja bartender panjang yang tak kunjung berakhir 

Di balik celemek biru donker, di balik gelas-gelas kristal...ya,semua ini demi selembar kertas pengakuan diri dan sepiring weisswurst juga se-mug kopi hitam di setiap senja beranjak akan pergi

Semua hal tidak mudah, selalu ada harga yang akan kita bayar mahal untuk sebuah kesuksesan...meninggalkan negeri dimana buaian ibu selalu terbayang di pelupuk mata, hangat suara buya yang kerap meninabobokan, apakah akan terlewati menuju tahun ke 2 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline