Lihat ke Halaman Asli

Matahari dalam Cangkir Lurik Biru

Diperbarui: 17 Juli 2016   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

maccau

Layaknya pagi seperti matahari kali ini 

Hangat, begitupun ketika dini hari kau tuangkan secangkir kopi manis ke dalam cangkir lurik biru  

Pada tangkainya ku pegang erat seakan ingin ku katakan jika pagi ini milikku 

Hmmm...indera penciumku bergerak cepat saat aroma robusta arrabica tercium kuat aromanya, kopi kali ini bercampur wangi tanah, tanah yang kita makan , tanah kita yang kaya tetapi terjajah 

Mari kita berkemas...dan segera bergegas 

Sebelum matahari keburu menghilang dan kita akan mengeluh kemudian mengatakan " aku lelah sayang hingga  kan ku ujinkan kali ini matahari berpulang lebih awal"

lihatlah semua segera beranjak menjauh namun seakan kita hanya berputar di sisian

Layaknya pada hari yang enggan mendengar janji-janji

Aku tidak pernah tahu dan paham akan arti sebuah perayaan, tetapi aku selalu terharu ketika semua orang bahkan kamu datang lalu mengucapkan selamat hari jadi di mana aku tidak mampu berpikir dan berkata apa-apa

Kamu dengan segala pesona dan keterbatasanmu 

Kamu yang aku cintai dengan pemahaman yang patah-patah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline