Mahasiswa KKN kolaborasi kelompok 118 memulai kegiatan di minggu ketiga dengan melaksanakan kegiatan data terpadu kesejahteraan sosial atau lebih dikenal dengan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). DTKS ini nantinya digunakan untuk memperbaiki kualitas penetapan sasaran program-program perlindungan sosial, membantu perencanaan program, memperbaiki penggunaan anggaran, dan sumber daya program perlindungan sosial. Dengan menggunakan data dari DTKS, jumlah dan sasaran penerima manfaat program dapat dianalisa sejak awal perencanaan program. Hal ini akan membantu mengurangi kesalahan dalam penetapan sasaran program perlindungan sosial.
Sebelum terjun ke lapang, kelompok kkn kolaborasi 118 Desa Keting terlebih dahulu meminta data kepada perangkat desa sekaligus izin untuk melakukan survey DTKS. Perolehan data penduduk yang kami dapatkan dari aplikasi juga kami peroleh dari Bapak Udhi selaku DPL. Kemudian masing-masing data di kombinasikan sehingga mendapatkan jumlah target untuk pelaksanaan survey DTKS.
Kelompok dalam penerjunan DTKS dibagi menjadi lima kelompok degan masing-masing kelompok terdiri dari dua orang pada setiap RT untuk mempercepat proses penginputan data dan survey masyarakat Desa Keting. Perizinan pada setiap kepala dusun dan kepala RW serta RT tidak lupa dilakukan supaya survey berjalan dengan lancar juga mudah untuk menemukan denah tempat tinggal individu yang akan disurvey.
Survey DTKS dimulai pukul 08:00 WIB - 17:00 WIB kemudian dilanjutkan pada pukul 19:00 WIB - 21:00 WIB. Selama kejadian survey lapangan berlangsung kami mendapatkan banyak pengalaman menarik dan beberapa fakta yang bisa dijadikan bahan pertimbangan. Ada beberapa warga yang menyambut kami dengan hangat seperti menyuguhkan minuman dan makanan ringan. Namun ada juga beberapa warga yang masih merasa skeptis dengan kedatangan kami karena mereka memiliki persepsinya sendiri terhadap orang-orang dari instansi tertentu.
Karena itulah kami selaku tim survey DTKS lebih bersikap hati-hati dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan supaya tidak ada masyarakat yang merasa tidak nyaman atau merasa terdiskriminasi dengan pertanyaan yang kami ajukan. Sebisa mungkin kami membuat interview seperti mengobrol santai seperti melakukan silaturahmi untuk mengenal masyarakat di desa setempat.
pengalaman saat survey DTKS semakin beragam ketika kami kelompok KKN Kolaboratif Desa Keting sudah bertukar cerita di posko. Seperti kejadian salah alamat, alamat yang sama namun tidak satu KK sehingga kami melakukan pencarian alamat kembali dan keluh kesah warga lainnya yang mereka sampaikan kepada kami selaku tim survey DTKS.
Fakta lapangan yang berhasil kami peroleh dari hasil survey yang kami lakukan adalah penduduk di Desa Keting masih di dominasi dengan pekerja serabutan dan ibu rumah tangga. Hal ini karena tingkat pendidikan mereka yang rata-rata hanya selesai di bangku sekolah dasar. Namun jika ditinjau dari aspek kesehatan, masyarakat di Desa Keting tidak memiliki keluhan tertentu yang perlu ditangani dengan segera.
Beberapa nama yang tercantum dalam data DTKS tidak sepenuhnya dapat di survey dikarenakan ada yang sudah wafat dan pindah domisili. Hingga saat ini untuk KKN Kolaboratif kelompok 118 Desa Keting sudah mengantongi 130 nama. Seiring dengan updatenya software DTKS masih terdapat beberapa error seperti hasil survey tidak dapat di push dan beberapa hasil survey hilang.
Dari hasil lapangan tersebut kami berharap Pemerintah bisa lebih peka dengan kondisi seperti ini supaya nantinya rencana yang dilakukan menjadi efisien dan tepat sasaran.