Lihat ke Halaman Asli

Kazena Krista

TERVERIFIKASI

Fotografer

Menjadi Seorang Ibu Sangat Dekat dengan Gangguan Kejiwaan

Diperbarui: 14 Februari 2023   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang ibu yang lelah fisik dan mental. (Sumber Pexel | Foto oleh Ketut Subiyanto) 

Menjadi seorang ibu sangat dekat dengan gangguan kejiwaan.

Diperbolehkan untuk merasa heran dengan pernyataan saya di atas. Namun, rasa heran itu akan saya uraikan pelan-pelan dengan singkat dalam tulisan pendek kali ini.

Pointer pembukanya akan saya awali dengan pertanyaan:

ada berapa banyak laki-laki (baca: sampel saya kali ini saya ambil tidak akan jauh-jauh cukup di Indonesia saja) yang benar-benar suportif dalam pengasuhan tumbuh kembang anak?;

tidak cuma semata-mata ikut membantu pasangannya—melainkan benar-benar secara bersama-sama aktif merawat, mengasuh dan mendidik dalam keseharian.

Mengapa demikian? 

Karena menurut saya, kata kerja "membantu" bukan kata yang tepat, dalam kata membantu beban tanggung jawab jelas tidak sama dengan yang dilakukan secara bersama-sama.

Tapi, lihatlah apa yang terjadi? Masih jauh panggang dari api. 

Masih segelintir sekali dari banyaknya bilangan jumlah yang kita ketahui mengenai laki-laki yang benar-benar mau secara sadar terlibat. 

Berapa banyak laki-laki yang bersedia repot memikirkan asupan gizi anaknya setiap hari, atau yang benar-benar mau bersedia mendampingi fase belajar anaknya di sekolah?—dan lain sebagainya. 

Ada—tapi laki-laki idaman (baca: suami) yang seperti itu tidak banyak atau tidak ingin dikatakan langka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline