Lihat ke Halaman Asli

Kazena Krista

TERVERIFIKASI

Photographer, Media Freelancer

Warisan

Diperbarui: 29 Agustus 2021   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkamen (Sumber: Pexel | Maria Orlova) 

1.
Menjelang di menit-menit usianya yang kedua puluh, hal itu hadir dengan utuh meski alasannya tak sepenuhnya mampu ia pahami. Namun, ia mencintai ibunya dan merasa ibunya pantas mendapatkan itu selama dua puluh tahun ini dan di tahun-tahun yang akan datang.

2.
Dua hari setelahnya, saat duka menyusup dalam hati, yang tak ia pahami berkunjung tanpa permisi tentang bahwa kata-kata adalah peradaban: melahirkan cinta—atau menyembunyikannya, memberikan luka—atau menyembuhkannya, menaikkan raja-raja—atau membuat mereka kelak akan dipandang hina, dan tentu saja menabahkan hatinya di depan tubuh kaku ibunya.

3.
Ia berterima kasih untuk apa yang diwariskan ibunya padanya dan yang ia tahu sejak saat itu adalah dunia perlu diwarnai.

— K K

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline