Saya pernah membahas ini di salah satu platform media blogging online. Tapi, tetangga Kompasiana itu, mentah-mentah menolak tema saya ini. Penjelasan itu terpampang nyata melalui surat elektronik balasan yang saya terima. Mungkin editor sebelah menilai tema ini jelek. Untungnya, Kompasiana selalu memberi "ruang" untuk tiap tulisan. Perkara dibaca berapa banyak pasang mata, itu urusan belakangan. Naik status jadi "Pilihan" itu bonus, berharap jadi "Headline" itu lain lagi ceritanya. Ah, terima kasih Kompasiana sayang.
Mari kita mulai pembahasannya dengan beberapa pertanyaan yang sudah saya siapkan seperti: berapa rata-rata nominal rupiah yang dihabiskan perempuan untuk merawat diri dalam sebulan?—
Berapa nominal uang yang dihabiskan perempuan untuk membeli kosmetik perawatan kulit dan kosmetik untuk dandan?
Itu belum dihitung dengan pertanyaan lain seperti: berapa sih jumlah duit yang harus dikeluarkan perempuan untuk menunjang penampilannya tersebut? Beli pakaian, sepatu—atau jilbab misalnya?
Tapi, tunggu dulu. Pertanyaan pamungkasnya adalah: berapa sih harga untuk satu hal (baca: paket lengkap) yang orang-orang sebut dengan kecantikan di mata seorang perempuan?
Sebelum kita bicara lebih jauh, izinkan saya memberi tahu terlebih dahulu jika perempuan dalam hal ini bermacam-macam. Boleh jadi dia adalah seorang perempuan pekerja yang berjibaku dengan segala pekerjaan dan tanggung jawab profesi yang diembannya. Bisa jadi pula dia seorang perempuan dengan status seorang ibu rumah tangga dengan segala tugas domestik yang dia kerjakan termasuk membantu suami menjaga anak-anak. Atau bisa jadi dia adalah mahasiswa berikut segala tugasnya sebagai siswa di sekolah maha "tinggi"—atau siswa unyu-unyu belasan tahun yang masuk masa pubertas dengan bahasa keren abege. Sila masukkan kamu—atau perempuanmu—ada di mana.
Ada sesuatu yang coba saya tahan saat saya menuangkan isi kepala dalam bentuk kata-kata menyoal bahasan ini: rasa kesal. Pemicunya adalah ucapan beberapa selebgram—yang tentu saja mereka tidak serempak waktunya saat bicara soal itu—alasan perempuan tampil cantik. Sekali waktu salah satu di antara mereka lewat di timeline media sosial (Instagram) saya—atau di kolom pencariannya—yang kalau saya simpulkan: "perempuan itu cantik bukan untuk menarik perhatian cowok, kita ingin terlihat cantik ya untuk diri kita sendiri."
Seketika saya langsung bereaksi. Hellow? Yakin?
Kok saya tidak sependapat ya? Naif atau denial sih mereka itu, pikir saya. Heran.
Saya punya pandangan lain terkait ini dan semoga setelah kamu membacanya, kamu tercerahkan dan berpikir ulang—entah setuju atau menyiapkan bantahan—dan semoga saya tidak diamuk oleh sesama kaum saya setelah tulisan ini selesai dibaca.
3 Alasan perempuan ingin tampil cantik:
#1 Menghargai Diri Sendiri