Dalam sejarah perkembangan dunia islam, tentu tak luput dari berbagai pemahaman dan juga aliran. Dimana hal tersebutlah yang menjadi penyebab banyaknya ajaran dan juga aturan mengenai hukum seputar islam. Bagi umat manusia yang beragama islam, mengikuti ajaran yang dipilih merupakan sebuah hak individu, namun dengan syarat ajaran tersebut tidak melenceng dan jauh dari perintah tuhan yaitu Allah SWT.
Pembahasan kali ini mengenai tentang salah satu aliran yang menjadi sejarah perkembangan dunia islam yaitu aliran Mu'tazilah, kita akan membahas sejarah singkat terbentuknya aliran ini, aliran Mu'tazilah ini dipelopori oleh Washil bin Atha' Al-Makhzumi pada tahun 700-an masehi di Irak yang merupakan sebuah intelektual muslim pada zaman nya.
Sedari kecil Washil memang sudah gemar mendalami dan berpendapat mengenai ilmu pengetahuan dan juga ajaran islam. Hal ini lah yang membuat nya menghasilkan beberapa karya yang mendunia yaitu Tabaqat al-Murji'ah, Tabaqat al-'Ulama wa al-Juhala, Kitab al-Taubah, Kitab Manzilah bain al-Manzilatain, dan Khutbah al-Tauhid wa al-Adl.
Mu'tazilah sendiri lahir dari pemikiran Washil mengenai para pelaku pendosa besar yang tidak bisa disebut muslim dan tidak bisa juga disebut kafir, mu'tazilah sendiri memiliki arti "memisahkan diri". Pemikiran nya tersebut ternyata mendapat respon yang baik dari masyarakat hingga diikuti oleh banyak kalangan pada saat itu.
Selain itu pemikiran nya mengenai berbagai hal sangat berpengaruh pada zaman dinasti Abbasiyah. Kini perlu kita ketahui apa saya pemikiran yang dilontarkan dan diajarkan Washil kepada pengikutnya.
Jika bicara mengenai pemikiran atau teori yang ada dalam ajaran Mu'tazilah tentu banyak diantaranya : teori mengenai keesaan tuhan dimana aliran Mu'tazilah berpendapat bahwa tuhan berbeda dengan makhluk dan tuhan hanya satu, aliran Mu'tazilah menolak secara keras adanya pendapat bahwa tuhan sama dengan makhluknya.
Di sisi lain ada teori mengenai keadilan Allah yang mana Washil berpendapat bahwa keadilan Allah bergantung pada perbuatan seorang manusia yang mana jika Allah memberikan ujian kepada hambanya itu bukan karena Allah tidak adil tapi itu demi kemaslahatan hambanya sendiri.
Kemudian ada teori mengenai janji dan ancaman yang berisi bahwa kelak nanti di akhirat atau di hari pembalasan manusia akan mendapatkan siksa atau imbalan terhadap apa yang dia perbuat selama hidup di dunia, Tidak hanya 3 teori kemudian dilanjutkan dengan teori mengenai kebaikan dan kejahatan yang berisi tentang setiap seruan atau larangan untuk berbuat buruk haruslah dilakukan dengan tindakan yang lembut, jadi jika seseorang yang telah diperingatkan dengan baik tersebut melanggar maka hamba itulah yang dianggap melenceng karena sesat.
Terakhir ada teori mengenai hukum bagi pendosa. Perlu diketahui bahwa jika seorang hamba melakukan dosa besar maka orang tersebut tidak bisa juga disebut kafir karena keyakinannya kepada tuhan dan rasulnya, namun tidak bisa juga disebut sebagai muslim karena perilaku dosa yang diperbuat.
Teori-teori yang berkembang inilah yang menjadi pusat kejayaan aliran Mu'tazilah pada zaman itu, sehingga menjadikan aliran Mu'tazilah disebut sebagai aliran yang rasionalis yang menggunakan akal untuk cara berfikir yang membuat ajaran rasionalis atau filsafat itu masih digunakan hingga sekarang. Tentunya dari banyaknya aliran yang ada pada ajaran islam, kita sebagai seorang muslim harus bijak dalam memilih dan melaksanakan perintah serta larangan yang ada dalam agama islam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H