Lihat ke Halaman Asli

Kontroversi Isa Zega dalam Ibadah Umrah: Perdebatan tentang Gender dan Syariat Islam

Diperbarui: 21 Desember 2024   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Isa Zega, yang diduga merupakan seorang transgender atau transpuan, menjadi sorotan setelah melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci dengan mengenakan hijab dan mengikuti tata cara ibadah perempuan. Isa diketahui shalat di saf perempuan baik di Makkah maupun Madinah. Aksi ini memicu kritik luas, terutama dari umat Islam, karena dianggap tidak sesuai dengan kodratnya sebagai pria, meskipun secara hukum ia sudah menjadi perempuan.

Selebriti Nikita Mirzani turut mengecam tindakan Isa Zega, menilai bahwa perbuatannya merupakan bentuk penistaan terhadap agama Islam. Ia mengkritik tindakan Isa Zega yang mengaku sebagai perempuan dan beribadah dengan pakaian wanita di Masjidil Haram adalah bentuk pelecehan agama. "Ini adalah pelecehan agama. Tidak peduli apakah ibadahnya diterima atau tidak, tetapi memakai pakaian perempuan untuk ibadah semacam ini jelas salah," ujar Nikita Mirzani di dalam story instagramnya yang di kutip dari berbagai sumber.

Selain Nikita, anggota DPR RI Mufti Anam juga menyuarakan perlunya penegakan hukum terhadap Isa Zega. Mufti Anam menegaskan bahwa meskipun Is Zega telah mengubah identitas gender, secara syariat Islam ia tetap dianggap laki-laki dan harus menjalankan ibadah sesuai kewajiban laki-laki. Ia memberi waktu 2 x 24 jam untuk Isa Zega embatalkan ibadah umrahnya; jika tidak, Mufti berencana melaporkan kasus ini ke aparat hukum dengan dasar Pasal 156a KUHP tentang penistaan agama.

Terkait dengan perjalanan ibadah ini, travel umrah yang memberangkatkan Isa Zega, yang diduga dimiliki oleh selebriti Shella Shukia, turut menjadi sorotan. Anggota DPR RI, Mukti Anam, meminta pihak travel meminta maaf dan menyelidiki kejadian ini karena dinilai lalai dalam memastikan bahwa ibadah dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat.

Di sisi lain, Muhammad Nur Hayid, anggota Komisi Dakwah MUI, mengingatkan bahwa travel umrah harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa ibadah dilakukan sesuai dengan syariat Islam, bukan hanya memfasilitasi perjalanan. "Niat ibadah harus murni karena Allah dan tidak boleh tercemar oleh unsur yang melanggar syariat," ujarnya dalam wawancara dengan tvOne.

Nur Hayid juga mengingatkan bahwa meskipun secara hukum Isa Zega berstatus perempuan, dalam praktik ibadah, seseorang yang telah bertransisi tetap harus menyesuaikan ibadah dengan kodrat asalnya sebagai laki-laki.

Kontroversi ini mengungkapkan ketegangan antara aturan agama dan hak individu dalam menjalankan ibadah. Sementara beberapa pihak berpendapat bahwa dalam syariat Islam, ibadah harus dijalankan sesuai dengan kodrat biologis yang ditetapkan, banyak pula yang berargumen bahwa setiap individu berhak menjalankan ibadah sesuai dengan identitas gender yang diakui hukum.

Penting untuk diingat bahwa dalam masyarakat multikultural dan beragam, pendekatan yang bijaksana dan saling menghormati sangat dibutuhkan. Pihak travel umrah, meskipun memiliki kewajiban untuk memastikan ibadah sesuai dengan ketentuan agama, juga harus mempertimbangkan sensitivitas terhadap hak individu. Ini bukan hanya soal mematuhi regulasi agama tetapi juga menjaga kenyamanan dan keharmonisan antara umat Islam yang memiliki pandangan beragam.

Bagi agen travel umrah, penting untuk berhati-hati dalam menangani kasus seperti ini. Tidak hanya untuk menghindari potensi masalah hukum atau reputasi tetapi juga untuk menghormati hak individu. Dengan adanya perubahan identitas gender yang sah menurut hukum, pihak travel perlu memastikan bahwa proses ibadah tetap sesuai dengan aturan agama sambil menjaga komunikasi yang baik dengan semua pihak. Hal ini penting untuk menghindari dampak negatif bagi bisnis dan memastikan tidak ada kerugian lebih lanjut di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline