Lihat ke Halaman Asli

Kayla najwa

pelajar sekolah

Liburan kenaikan kelas

Diperbarui: 23 Januari 2025   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

April 2024, libur kenaikan kelas tiba. Keputusan pulang kampung disambut gembira. Semarang dan Yogyakarta, dua kota yang menyimpan kenangan masa kecil ayah dan ibu, menjadi tujuan kami. Aku selalu menyukai perjalanan, sensasi melihat pemandangan berganti dan antisipasi bertemu keluarga besar. Tepat tanggal 5 April, seusai isya, mobil kami mulai bergerak, membelah malam dari Depok.

Mentari pagi menyambut kedatangan kami di rumah Nenek Tlogosari, Semarang. Pukul sembilan pagi, kami tiba. Bulan Ramadan masih berlangsung, dan ibadah puasa tetap kujalani. Sore harinya, kami sekeluarga menuju Masjid Agung Semarang untuk berbuka puasa bersama, merasakan kehangatan kebersamaan di bulan suci. Dua hari kemudian, tanggal 7 April, perjalanan kami dilanjutkan ke Yogyakarta. Rumah Nenek di Semarang hanya menjadi tempat istirahat sejenak, mengingat rute dari Depok ke Yogyakarta memang melewati kota ini.

Tanggal 10 April, suara takbir berkumandang. Hari yang ditunggu-tunggu oleh umat islam tiba, yaitu Idulfitri. Hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan kalender Hijriah. Rumah Nenek di Gunungkidul dipenuhi tawa dan kehangatan keluarga besar. Setelah salat Idufitri di masjid dekat rumah, tradisi sungkeman dilakukan dengan khidmat. Satu per satu, kami berlutut di hadapan orang tua dan sesepuh, memohon maaf dan mengucapkan terima kasih. Kunjungan ke rumah saudara pun melengkapi kebahagiaan hari itu.

Keesokan harinya, tanggal 11 April, kami beranjak ke Solo untuk halalbihalal dengan keluarga ayah. Setelah bersilaturahmi, kami menginap semalam di sebuah penginapan di Solo, mempersiapkan diri untuk petualangan ke Merbabu. Tanggal 12 April, lereng Merbabu menyambut dengan pemandangan yang luar biasa. Kami menginap di sebuah penginapan sederhana, dikelilingi hijaunya pepohonan dan gagahnya gunung. Malam itu, aroma daging yang dipanggang menggelitik perut. Kami duduk melingkar, berbagi cerita dan tawa.

Pagi berikutnya, setelah sarapan, kami memutuskan untuk mampir ke Pasar Kopeng sebelum kembali ke Semarang. Di sana, aku mencicipi satai kelinci untuk pertama kalinya. Rasanya begitu lezat! Aku dan sepupuku juga sempat menunggang kuda, berkeliling pasar. Perjalanan kembali ke Semarang dari lereng Merbabu memakan waktu sekitar dua jam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline