Lihat ke Halaman Asli

Pemikiran Michel Foucault

Diperbarui: 26 November 2022   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Michel Foucault

Paul Michel Foucault adalah seorang filsuf asal Prancis yang lahir pada tanggal 15 Oktober 1926 di Poitiers. Ia meninggal di tahun 1984 tepatnya pada tanggal 25 Juni di Paris. Foucault menjadi pemikir penting Abad-20 melalui usahanya dalam memperkenalkan pemikiran-pemikiran, gagasan dan wawasan baru.

Pada tahun 1945, ia belajar Filsafat di Lycee Henry-IV dan menempuh pendidikan Psikologi di Intitusi Psikologi Paris hingga mendapat diploma Psiko-Patologi di tahun 1952. Setelah itu, ia mengajar Psikologi di Universitas Clermont-Ferrand tahun 1960 dan dua tahun kemudian ia menjadi prosefor Filsafat di universitas tersebut. 

Foucault memiliki pengetahuan khas dalam menafsirkan pengetahuan, seksualitas dan kekuasaan. Foucault juga tidak suka digolongkan menjadi tokoh strukturalis, hermenutik atau yang lainnya, karena ia menempatkan dirinya sebagai otoritas yang dapat menentukan yang lain. 

Pemikirannya dipengaruhi oleh beberapa tokoh diantaranya Friedrich Nietzsche, Immanuel Kant, Karl Marx, dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Beberapa karya pentingnya seperti, Madness and Civilization, The Archaeology of Knowledge, Discipline and Punish, The History of Sexuality dan lainnya.

Kekuasaan 

Dalam pemikiran Foucault, kekuasaan menjadi fokus utama karena nyaris di semua karyanya pasti membahas tentang Politik dan Kekuasaan. Menurutnya kekuasaan itu menyebar, ada dimana-mana dan datang dari mana saja serta meresap dalam seluruh relasi sosial. 

Misalnya anak muda dengan orang tua, pemuka agama dengan umat serta pemerintah dengan rakyat. Jadi, kekuasaan itu tidak dimiliki oleh siapapun namun kekuasaan bekerja dalam relasi pengetahuan dan lembaga serta bersifat produktif. Untuk memproduksi kekuasaan bersumber dari Ketidaksamaan, Diskriminasi dan Perbedaan. 

Perlu kita ketahui pula bahwa kekuasaan ini mempesona dan orang rela menderita demi kekuasaan. Selain itu, Pengetahuan adalah Kekuasaan karena keduanya memiliki hubungan timbal balik dimana penyelenggaraan kekuasaan harus menciptakan pengetahuan. 

Terdapat pula hubungan antara Kekuasaan dengan Kebenaran dimana kebenaran dihasilkan dari banyaknya relasi, paksaan dan pertentangan. Adapun teknik kekuasaan itu berasal dari membidik kekuasaan dan pengawasan. 

Dengan demikian, kita tidak boleh memahami kekuasaan seperti Institusi dan mekanisme yang memastikan ketaatan pada subordinat dalam sebuah negara, Modus penundukkan yang berbeda dengan kekerasan dengan mengambil bentuk yuridis dan Sistem dominasi satu kelompok tertentu pada seluruh tatanan kehidupan masyarakat.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline