Lihat ke Halaman Asli

Kayla Azzahra

Penulis lepas

Lewat DEWG G20, Kominfo Buktikan Indonesia Berjaya di Dunia Digital

Diperbarui: 25 Maret 2022   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau dulu nenek moyang kita sempat berjaya di lautan hingga ada semboyan "Jalasveva Jayamahe", maka saat ini waktunya Indonesia Berjaya di lautan digital. Untuk itulah pada momen G20 nanti, kominfo mengusung tema "Digital Economy Working Group" (DEWG). Salah satu alasan yang mendasari urgensinya tema ini adalah keinginan percepatan akses internet di Indoensia. Sebelumnya diketahui adanya ketiadaan jaringan internet 4G di Indonesia adalah sekitar 12.548 dari 83.218 desa/kelurahan.

Sekjen kominfo, Mirra Tayyiba menjelaskan bahwa isu konektivitas menjadi prioritas utama di Indonesia. Presidensi G20 diharapkan tak hanya mempercepat akses internet di Indonesia, tapi juga di dunia. Melalui ajang DEWG nantinya, kominfo akan mempersembahkan "Digital Transformation Expo" (DTE).

Selain itu, isu lalu lintas data di dunia juga akan menjadi perhatian kominfo. Tahun ini kominfo mmeperkirakan jumlah pengguna internet dunia mencapai 4,9 miliar pengguna. Untuk Indonesia sendiri jumlahnya mencapai 204 juta pengguna. Oleh karena itu, Johnny menjelaskan adanya konsumsi data sebesar 64,2 ZettaByte di tahun 2020. 

Jmlah tersebut akan menjadi tiga kali lipat yakni 181 juta ZettaByte di tahun 2025. Hal ini menjadikan isu "Cross Border Data Flow and Data Free Flow with Trust" atau dengan kata lain arus data lintas negara dan arus bebas data menjadi bahasan utama dalam DEWG.

Kominfo juga mencatat pemulihan di Indonesia dan dunia pasca Covid-19 ditopang oleh perekonomian digital. Johnny G Plate mengutarakan bahwa momentum Presidensi G20 menjadi kesempatan bersejarah bagi negeri ini untuk menentukan arah perkembangan ekonomi digital di dunia.

Johnny menambahkan bahwa bahasan yang akan dilangsungkan dari bulan Maret sampai September nanti akan menjadi momentum penting bagi negeri ini untuk memandu diskusi antar negara dalam menangani isu tata kelola ekosistem digital global. Kominfo selaku penanggung jawab DEWG akan dan terus menjalankan "streamlining" masalah digital lintas "Engagement Groups" dan "Working Groups" dalam mempersembahkan kerja sama dan sinergi lintas sector isu digital.

Dengan tajuk "Recover Together, Recover Stronger", presidensi G20 di Indonesia nantinya akan mengagendakan tiga macam prioritas, yakni arsitektur kesehatan global yang inklusif, transisi energi dan transformasi berbasis digital. Lebih spesifik lagi bahasan agenda transformasi digital menjadi agenda yang paling tidak dibahas 10 "Engagement Groups" dan 12 "Working Group" dibawah "Sherpa Track".

Secara keseluruhan untuk DEWG nanti akan membahas tiga isu utama yakni: (1) "Connectivity and Post-COVID-19 Recovery", (2) "Digital Skills and Digital Literacy", dan (3) "Cross-border Data Flow and Data Free Flow with Trust". Tiga isu utama ini merupakan isu yang jadi syarat utama dalam optimalisasi transformasi berbasis digital termasuk ekonomi digital.

Kembali lagi soal tujuan pemerataan internet cepat, mengutip data kementrian perdagangan, ekonomi digital Indonesia terus tumbuh dengan "Gross Merchandise Value" senilai 70 miliar US dolar Amerika Serikat tahun lalu dan diproyeksikan naik senilai 315.5 miliar US dolar tahun 2030 mendatang. Menkominfo sendiri menekankan optimalisasi potensi ekonomi digital lewat pembangunan cloud computing dan ICT Infrastructure akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan signifikan.

Semoga saja ajang DEWG nantinya bisa menjadi pintu masuk terealisasinya tujuan transformasi digital di Indonesia. Lebih baik terlambat daripada tidak melakukan usaha sama sekali. Kita bisa meniru transformasi China yang kini jadi raksasa ekonomi dunia. Keuletan negara ini menuju optimism adalah hal yang patut dicontoh.

Indonesia harus segera move on dari bayang-bayang masa lalu di mana bangsa ini selalu mengandalkan transfer teknologi dari negara maju. Saat ini waktunya Indonesia yang berbagi ilmu ke semua negara di dunia. Mulai dari digitalisasi IKN, akan sangat baik jika ditunjang teknologi metaverse. Lalu merambah ke kota-kota lain hingga pelosok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline