Lihat ke Halaman Asli

Kayessa Alkhia

XII MIPA 6

Ismail Marzuki

Diperbarui: 18 November 2021   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ismail Marzuki lahir di Jakarta dari keluarga Betawi. Nama sebenarnya adalah Ismail dan nama ayahnya adalah Marzuki sehingga nama beliau menjadi Ismail bin Marzuki namun sebagian orang memanggil dia Ismail ataupun mail.

Ia dilahirkan di capang wintang tepatnya di kecamatan senan Jakarta pusat pada tanggal 11 Mei 1914 Ismail Marzuki memulai debutnya di bidang musik di usia 17 tahun ketika untuk pertama kalinya ia berhasil mengarang lagu 'oh sadina' pada tanggal 1931.

Ismail mempunyai kepribadian yang luhur di bidang seni dan tahun 1936 Ismail memasuki perkumpulan orkes musik live javas sebagai pemain gitar saksofon dan Fani kompak.

Pada masa penjajahan Jepang Ismail Marzuki sangat aktif dalam orkes radio pada home so can we kuburan diameter Jepang dan ketika masa kedudukan Jepang berakhir Ismail Marzuki tetap meneruskan musiknya di RRI selanjutnya ketika RRI kembali dikuasai Belanda pada tahun 1947 Ismail Marzuki yang tidak mau meneruskan dan tidak mau bergabung dengan Belanda sebagai memutuskan untuk keluar dari RRI, ismail Marzuki baru kembali kerja di radio setelah RRI berhasil di ambil alih.

Ia pun mendapat kehormatan dari pemimpin Jakarta. pada saat itu yang menciptakan lagu pembelahan umum dan di pendengar kan untuk pertama kalinya dalam pemilu 1955

Lagu ciptaanya yang paling popular ia lah 'Rayuan pulau kelapa' yang dipakai sebagai penutup akhir yang selalu ada di TVRI pada masa pemerintahan orde baru.

Ismail Marzuki mendapat anugerah penghormatan pada tahun 1968, dan dibukanya taman Ismail Marzuki sebuah taman yang ada di Jakarta.

Pada tahun 2004 dia dijadikan seorang pahlawan nasional Indonesia.

Ismail Marzuki tutup usia pada usia 44 tahun tepatnya pada tanggal 25 Mei 1958 kawasan tanah Abang Jakarta pusat karena penyakit paru-paru yang di deritanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline