Lihat ke Halaman Asli

PSIM Kocar-Kacir, Walikota Jogja Pilih Ngacir (2)

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Persatuan Sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) milik warga Jogja memang nasibnya sial dan mengenaskan. Sudah 5 hingga 6 bulan terakhir sejak tahun lalu gaji dan bonus para pemain tidak dibayarkan oleh Haryadi Suyuti selaku ketua umum PSIM yang juga menjabat walikota Jogjakarta. Listrik yang biasanya menerangi wisma PSIM diputus PLN karena "nunggak" tidak bayar. Katering untuk para pemain masih hutang 20 juta belum terbayar. Uang transport untuk para pemain asing tertahan juga tidak diberikan. Manajemen pusing mau membayar pakai uang atau pakai daun. Kalau latihan pun harus berbagi lapangan dengan anak-anak lain gara-gara PSIM belum bayar hutang sewa lapangan. Haryadi Suyuti terus mengumbar janji mau menunaikan kewajibannya kepada para pemain tapi akhirnya janji tinggal janji. Yang tersisa mungkin hanya bau mulut Pak Wali itu.

Ketika kampanye tahun lalu, walikota yang satu ini menyingkat dirinya sebagai pasangan HATI, Haryadi Suyuti dan Imam Priyono. Mereka memang akhirnya memenangkan hati rakyat Jogja walaupun harus berdarah-darah karena pertarungan yang cukup sengit dengan kandidat lain. Tapi jika melihat kenyataan kelakuan Haryadi Suyuti dalam memimpin Jogja sekarang, warga Jogja akhirnya baru sadar bahwa "hati" itu memang rasanya pahit. Bahkan mungkin saking pahitnya, terads seperti makan (maaf) "tahi". Betul juga ya, kedua kata itu memang tidak jauh berbeda dalam hal rasa.

Bagaimana tidak pahit dan menyakitkan! Di saat PSIM sedang dalam ambang kehancurannya, sang walikota yang juga ketua umum itu malah memilih ngacir pergi ke Spanyol. Judul acara sang walikota sih "training dan workshop" yang diselenggarakan oleh Kementrian Perdagangan di Barceolna. Tapi ternyata Haryadi Suyuti ini malah lebih banyak bercerita ke wartawan soal dia yang malah sumringah bisa menyaksikan final Copa del Rey antara Barcelona lawan Atletico Bilbao!!!!

Bayangkan! Ada warganya yang sedang termehek-mehek jadi pemain bola, tidak bisa gajian, tidak bisa bayar listrik, tidak bisa menghidupi keluarganya, walikotanya malah ngacir nonton sepakbola bertiket mahal dan sesumbar akan meniru sepakbola Spanyol itu. Jika mendengar ini, Kaptain Haddock dalam serial Tintin pasti akan mengumpat, "sejuta setan topan badai! babon, monyet!".
Walikota HATI ini ternyata tak lagi punya hati untuk merasakan langsung derita warganya sementara dia terus memeras keringat dan melecuti para pemain untuk terus bikin prestasi biar bisa masuk ISL. Sekali lagi, Haddock akan bilang, "bedebah!".

Semua yang Haryadi Suyuti katakan di masa kampanye berubah menjadi malapetaka bagi warga Jogja. Sepulang dari nonton final Barca versus Bilbao, Suyuti mengumumkan bahwa pemerintah kota mencabut santunan kematian. Sebelumnya, di Jogja bagi yang meninggal keluarganya akan diberi santunan sekitar Rp 600 ribu. Sekarang sejak Suyuti menjabat walikota, santunan ini malah dicabut, tanpa diberi penjelasan mau diganti seperti apa. Lagi-lagi jawaban walikota "Tukul" ini gampang ditebak, pasti menghindar dari masalah dan mencari kambing hitam: "mari kita tunggu apa jawaban dari Menteri Dalam Negeri".

Sekarang warga Jogja mulai jengah dengan kelakuan walikotanya sendiri. Mereka pun mulai berkreasi. Ada yang mengatakan "di Jogja, hari-hari itu indah, kecuali Hariyadi". Namanya saja Haryadi, "Harapan Rakyat Yang Ditipu". Mungkin kalau disurvei, warga Jogja sekarang ini kapok dengan "Tukul" dan "Polo". Sekedar catatan, walikota dan wakil walikota Jogja dikenal juga dengan istilah jalanan sebagai "tukul dan polo" pelawak karena memang secara fisik mirip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline