Lihat ke Halaman Asli

Schweinsteiger dan Mental Juara Jerman

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Final Liga Champions Bayern Muenchen versus Chelsea semalam menjadi akhir yang tragis bagi pemain tengah Muenchen Bastian Schweinsteiger. Jutaan pasang mata dari orang awam hingga para pemimpin G-8 menyaksikan Schweinsteiger terpukul berat begitu Drogba melesakkan gol adu pinalti penentu kemenangan Chelsea. Midfielder berusia 28 tahun ini terlihat yang paling meratapi kekalahan Munich dibandingkan kawan-kawan timnya.

Begitu sontekan bola nya mengenai mistar Petr Cech, Schweinsteiger mulai cemas dengan memasukkan mukanya ke dalam kaos, menggigitnya, dan wajahnya tampak sangat galau seakan sudah menduga bahwa Munich di ujung tanduk kekalahan. Dan Drogba pun membenarkan kegalauan wakil kapten Munich tersebut.

Begitu gol pemain Pantai Gading itu masuk gawang Neuer, Schweinsteiger langsung makin tampak murung, tidak lagi terlihat gagah, bertolak belakang dengan kegembiraan dia sewaktu menjadi penentu kemenangan adu pinalti melawan Real Madrid. Bahkan dia yang paling terlihat tidak enjoy sama sekali dengan perhargaan 'basa-basi' yang dipimpin oleh Platini di tribun juara di Stadion Allianz. Salaman sekenanya, medali cukup dipegang tangan, tidak perlu dikalungkan, dan tetap menunduk selama turun dari tribun, serta tertunduk duduk di lapangan.

Angela Merkel yang menyaksikan pertandingan itu bersama Cameron, Obama, Hollande, dan para pemimpin G-8 lainnya pasti ikut merasakan keterpukulan itu. Schweinsteiger adalah roh bagi timnas Jerman yang juga dalam beberapa minggu ke depan akan berlaga dalam EURO 2012 di Ukraina-Polandia. Schweinsteiger yang telah menyelamatkan Munich dari dominasi Madrid, namun Schweinsteiger pula yang membuat Munich gagal memenangi drama final kemarin. Mungkin pemain kelahiran Jerman Barat itu masih tetap galau, tidak percaya dengan tendangannya yang terpental mistar.

Tapi jika melihat semangat orang-orang Jerman, ratapan Schweinsteiger dan pemain Munich lainnya justru akan diolah sebagai energi positif untuk pembuktian sebagai jawara Eropa yang sesungguhnya di piala EURO 2012 nanti. Di piala dunia 2010 Jerman bisa dibilang tampil sebagai tim anak muda yang bermain dengan garang melumat Inggris, Argentina, dan bahkan melawan Spanyol di semi final ketika itu (walau akhirnya dikalahkan oleh Puyol).

Di bidang politik, ekonomi regional Uni Eropa, nama besar Jerman jelas jadi jaminan bagi negara supranasional tersebut. Angela Merkel termasuk kaliber Margaret Thatcher yang menjadi wanita besi untuk mempertahankan negaranya dari krisis dan paling ngotot dengan solusi krisis Eropa yang sedang melanda 27 negara itu.

Kengototan Merkel adalah cermin dari betapa orang-orang Jerman memiliki mental tanding yang kuat, siap mempertaruhkan segala kekuatan untuk membuktikan sebagai juara, dan beginilah memang semestinya sebagai negara bermental juara. Saya yakin Schweinsteiger beserta asuhan Joachim Loew (pelatih Jerman yang dikontrak hingga 2014) yang lain akan bangkit dari kekalahan dari Chelsea semalam. Bahkan Loew punya kelebihan karena style Spanyol bisa dia ambil dari beberapa pemain Jerman yang merumput di Barcelona seperti Khedira dan Ozil atau Boateng di Manchester City, juara liga Inggris musim ini.

Saya yakin Jerman akan menjadi juara piala EURO 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline