Lihat ke Halaman Asli

Kautsar Luthfian Ramadhan

Mahasiswa Teknik Kimia, Nikmati juga konten menarik SpotiCay di platform lainnya (Instagram, Youtube, Spotify, Tiktok)

Terhambatnya Kanal Suez dan Sejarah yang Menyertainya (SpotiCay - Kautsar Luthfian Ramadhan)

Diperbarui: 23 Mei 2022   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi Pribadi)

Sebelum kita masuk ke pembahasan mengenai "Bagaimana kanal Suez Mengubah Dunia." Kenalin aku icay, aku membagikan beberapa konten edukasi yang sangat aku sukai, yaitu : Sains, Sosial, Sejarah dan kisah pribadiku. Kalau kamu memiliki ketertarikan yang sama denganku, kamu bisa follow untuk menikmati artikel artikel dengan tema yang sama. Artikel ini kutulis berdasarkan opini dan referensiku dari beberapa sumber yang telah aku cantumkan. So. Let's go kita masuk ke pembahasan. Semoga bermanfaat

-------------

Pada bulan Maret 2021, kapal kontainer keluar jalur karena angin kencang. Di tempat lain, hal ini akan menimbulkan insiden kecil. Namun, di Kanal Terusan Suez, ini menjadi krisis global. Kapal ini tidak hanya menghalangi kapal lainnya tetapi juga menghambat jalur perdagangan internasional di salah satu jalur perairan paling penting di dunia.

Lokasi Terusan Suez sudah menarik para penguasa daerah ini sejak milenium kedua SM. Untuk memindahkan barang antara Asia dengan Pesisir Laut Tengah, pedagang harus melintasi tanah genting sempit yang memisahkan Laut Merah dan Sungai Nil, bepergian dengan rombongan unta melalui kondisi gurun yang kejam. Jalur laut antara Samudra Hindia dan Laut Mediterania dapat memangkas rute perjalanan ini. Dan selama abad ke-16, banyak penguasa yang mencoba membangun terusan tersebut. Namun, rencana mereka terhalang

Lokasi Kanal Suez di dekat Mesir dan Israel (Sumber Gambar : www.marineinsight.com )

biaya, perselisihan politik, dan pasir yang selalu berubah-ubah. Tahun 1798, minat pembangunan sebuah kanal muncul kembali, kali ini menarik perhatian dari seluruh Eropa. Selama berabad-abad, orang dari Austria, Italia, Inggris, dan Prancis mengajukan rencana mereka pada para pemimpin Mesir. Saat itu, Mesir adalah sebuah wilayah Kekaisaran Ottoman, yang menentang tawaran-tawaran tersebut. Namun, kemandirian politik dan ekonomi Mesir perlahan meningkat, dan pemerintahnya sangat ingin mewujudkan proyek tersebut.

Saat Sa'id Pasha naik takhta tahun 1854, dia menyetujui rencana diplomat Prancis yang giat dan manipulatif bernama Ferdinand de Lesseps. Ditandatangani pada 1854 dan 1856, seperangkat konsesi memberi de Lesseps kuasa untuk mendirikan Perusahaan Terusan Suez dan membiayainya dengan menjual saham pada "para kapitalis seluruh dunia." Kontrak antara Sa'id Pasha dan Perusahaan Kanal juga menjanjikan lapangan kerja bagi ratusan ribu tenaga kerja Mesir.

Dimulai tahun 1862, sekitar 20.000 pekerja direkrut paksa setiap bulan, menggali kanal di kondisi gurun yang sulit tanpa kemudahan akses makanan maupun air minum. Penyakit seperti kolera merajalela dan para pekerja bekerja di bawah ancaman cambuk. Korban jiwa selama pembangunan diperkirakan mencapai ribuan orang. Tahun 1864, penguasa Mesir yang baru, Isma'il Pasha, menghentikan kerja paksa bagi rakyat Mesir, tetapi meneruskan pembangunannya.

Pekerja asing dari seluruh Eropa dan Timur Tengah bekerja bersama kapal keruk dan ekskavator untuk memindahkan 74 juta meter kubik tanah. Adanya populasi besar pekerja membutuhkan infrastruktur untuk mengirim air minum dan kebutuhan lainnya, mendorong perkembangan ekonomi mulai dari restoran, rumah bordil, dan barang selundupan. Di tengah hiruk pikuk tersebut, lahirlah tiga kota baru berpopulasi multi-etnis: Pelabuhan Said di utara pantai Mediterania, Ismailia di saluran tengah kanal, dan Pelabuhan Tawfiq, di tepi selatan kanal.

Lokasi konstruksi melewati Sungai Nil dan mengarah langsung dari Pelabuhan Said ke Suez. Dan setelah beberapa tahun, aliran kedua laut akhirnya mulai menyatu di pertengahan 1860-an. Kanal ini memiliki panjang 164 kilometer, dengan lebar 56 meter di permukaan, dan diresmikan pada 17 November 1869. Meskipun ada kesulitan finansial di awal pembangunan, kanal ini mempercepat terjadinya perdagangan global secara dramatis. Kanal ini juga memfasilitasi migrasi beragam spesies laut, mengubah ekosistem dan kuliner lokal secara dramatis. Selama beberapa dekade, lalu lintas kanal berkembang. Namun pada tahun 1875, isu finansial memaksa Mesir menjual sebagian besar saham di Perusahaan Kanal, menyebabkan Inggris mengambil alih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline