Korea Utara belakangan ini menguatkan kekuatan militernya melakukan peluncutan rudal balistik. Menanggapi hal tersebut Korea Selatan melakukan latihan gabungan dengan Amerika Serikat. Dalam hal ini kedua negara yang berselisih memprovokasi satu sama lain dengan menyombongkan kekuatan militernya. Lalu bagaimana hal ini berhubungan dalam Keamanan Internasional dan Hubungan Internasional?
Hubungan Internasional memiliki beberapa Teori salah satu Teori besarnya Hubungan Internasional yakni Realisme. Realisme adalah teori klasik yang dimana ia bersumsi bahwasannya tujuan negara adalah kekuasaan. Pada dasarnya, konsep ini muncul karena sifat dari manusia bahwasannya manusia itu pada hakikatnya ingin berkuasa dan hal ini menimbulkan bahwasannya didalam negara yang anarki ini menjadi sebuah kompetisi dimana masing-masing negara ingin menguasai dunia.Dikarenakan asumsi tersebut dasar dari realisme sendiri adalah mengenai keberlangsungan dalam kehidupan bernegara dan mengenai Keamanan Negara dikarenakan politik itu berkembang karena adanya Anarki Internasional oleh karenanya Negara wajib memperkuat pertahanan negaranya. Hal ini dijelaskan oleh tokoh Realisme yakni Niccolo Machiavelli dimana ia berargumen bahwa setiap penguasa memiliki tanggung jawab untuk mencari sebuah kelebihan, bagaimana cara mempertahankan sebuah negaranya dan bagaimana penguasa tersebut dapat menjamin kualitas kelangsungan Hidupnya (Sorensen dan Jackson 2013) . Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan Teori Realisme klasik hingga saat ini masih relevan dengan dunia saat ini.
Teori Realisme pun berkembang dan menghasilkan terobosan baru yakni Neo- Realisme. Pada tahun 1979 Kenneth Waltz yakni tokoh dalam realisme menuliskan sebuah karya yang berjudul Theory of International Politics. Di dalam buku ini Waltz memaparkan mengenai Sistem Politik Internasional yang terjadi melalui Teori Realisme klasik dan juga teori Neo-Klasik. Dalam hal ini Waltz berasumsi bahwa teori dari neo klasik ini memfokuskan bagaimana negara-negara saling berinteraksi satu sama lain, struktur-struktur yang terjadi pada sistemnya serta kohesi dan mengenai sistem yang dapat berubah setiap saat (Sorensen dan Jackson 2013). Oleh karenanya, teori neo-realisme tidak jauh dari Realisme klasik dimana terdapat dekonsentrasi diantara negara-negara. oleh karenanya Neo-Realisme memiliki sebuah alat yang khas dan hal ini berhubunagn dengan era perang dingin yakni, terdapat perang yang terjadi diantara negara-negara yang berkekuatan besar. Dalam hal ini waltz memiliki sebuah perimbangan dalam sistemnya yakni terdapat sistem multipolar dan bipolar. Dalam konsep ini konsep bipolar dianggap sebagai konsep yang stabil (Sorensen dan Jackson 2013).
Keamanan Internasional merupakan hal yang penting di dalam negara. Ancaman Militer merupakan hal yang paling signifikan dalam merusak keamanan Internasional. Di dalam Hubungan Internasional keamanan internasional sendiri merupakan keadaan yang terdapat tidak adanya sebuah ancaman bagi masyarakat ataupun makhluk hidup yang menempati sebuah negara tersebut. Dalam hal ini disebut sebagai the Absence of war (Sugara 2022). Mengenai di absence of war, masing-masing negara tersebut memiliki masing-masing kebijakan yang ia miliki. Dalam kebijakan ini tentu saja dikhawatirkan dapat terjadi friction between state yang dampak negatifnya akan terjadinya ancaman militer ataupun perang. Dan hal ini memunculkan security dilemma.
Pasca perang dunia kedua dunia mengalami ancaman mengenai militernya kembali yakni pada perang dingin. Oleh karenanya, Security Dilemma muncul dimana setiap negara berlomba-lomba dalam meningkatkan kekuatan militernya. Pasca perang dingin, negara adidaya yakni Amerika Serikat serta Uni Soviet berlomba-lomba untuk menguasai Ideologinya didunia. Dimana Uni Soviet memegang teguh Ideologi Komunis sedangkan Amerika Serikat memegang teguh Ideologi Liberalis. Semenjak keluarnya Jepang dari korea terdapat perebutan ideologi yang terjadi salah satunya adalah perang yang terjadi di semenanjung korea. Sejak perang ideologi yang terjadi maka Korea berpisah menjadi Korea Utara yang dipegang oleh Ideologi Komunis dan Korea Selatan yang dipegang oleh Ideologi Kapitalis Liberalis. Perang diantara kedua negara tersebut mereda setelah dilaksanakannya penandatanganan surat penekanan gencata senjata pada 1953 dimana pada perjanjian ini tidak ada yang menang ataupun kalah (Wijayanti 2022). Namun, konflik diantara Korea Selatan dan Korea Utara masih memanas hingga sampai saat ini masih berlangsung dan semakin memanas. Hal ini menimbulkan Security Dilemma. Lalu bagaimana jikalau Korea Utara dan Korea Selatan gagal dalam menekan gencatan senjata?
Tentu saja hal ini sangat berhubungan dengan keamanan internasional. belakangan ini terjadi peluncutan rudal balistik serta latihan gabungan antara korea selatan dan Amerika Serikat. Dan juga Korea Utara yang sedang menguji coba rudal balistik. Kedua negara yang saling berprovokasi satu sama lain ini bisa saja kalau akan terjadinya perperangan yang terjadi. walupun sudah menyetujui perjanjian pada 1953 masing-masing negara saling mencurigai satu sama lain. konsep balance of power relevan pada kejadian ini dimana diantara negara ini saling beradu kekuatan militernya satu sama lain. Gesekan yang terjadi pada Korea Selatan dan Korea Utara yang saling beradu kekuatan militer ini sangat berpengaruh dengan keadaan keamanan internasional karena tentunya akan terjadi kekacauan. Hal ini bukan hanya berpengaruh pada negara yang terlibat saja (Korea Selatan dan Korea Utara) . Namun, ancaman ini akan berpengaruh pada level dunia sehingga, beberapa negara lain akan terkena dampak dari perebutan wilayah kekuasaan ini. Nuklir merupakan salah satu senjata yang paling serius dalam penggunaannya dimana efek dari nuklir sangatlah berbahaya. Rudal Balistik merupakan rudal antar benua yang efeknya dapat menghancurkan target yang disasar (Ferida 2017). Jikalau perang yang terjadi di antara kedua negara ini terjadi maka ancaman keamanan yang terjadi tidak hanya berdampak pada negara yang berselisih saja namun dalam negara sekitarnya berpengaruh. Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik negara sekitarnya terutama Jepang. Jepang, khawatir akan keamanan negaranya (Ferida 2017) dan hal ini ditanggap dengan Korea Selatan dengan melaksanakan latihan gabungan dengan Amerika Serikat hal ini dapat menimbulkan provokasi yang terjadi diantara Korea Selatan dan Korea Utara (DW 2022). Oleh karenanya konflik yang disebabkan oleh ideologi ini, diharapkan semakin mereda karena tujuannya adalah demi mencapai keamanan internasional dan keberlangsungan hidup yang normal. Kerjasama International merupakan salah satu cara untuk meredam konflik yang terjadi diantara negara yang terlibat agar terjalinnya saling keterbutuhannya negara satu sama lain sehingga hal ini diharapkan dapat meredam konflik terutama pada gencatan senjata.
Referensi
DW. Respons Korea Utara, Korea Selatan dan AS Luncurkan 4 Rudal. October 05, 2022. https://www.dw.com/id/respons-korea-utara-korea-selatan-dan-as-luncurkan-4-rudal/a-63337114 (accessed October 23, 2022).
Ferida, Khairisa. Mampu Jadi Senjata Pemusnah Massal, Ini Cara Kerja Rudal Balistik. Desember 04, 2017. https://www.liputan6.com/global/read/3184198/mampu-jadi-senjata-pemusnah-massal-ini-cara-kerja-rudal-balistik (accessed October 23, 2022).
Hasibuan, Lynda. China & Korut Dianggap Ancaman, Jepang Mulai Siaga! November 28, 2021. https://www.cnbcindonesia.com/news/20211128142555-4-294980/china-korut-dianggap-ancaman-jepang-mulai-siaga (accessed October 23, 2022).
Sorensen, Georg, and Robert Jackson. An Introduction of International Relations . New York : Oxford University Press Inc.,, 2013.