Lihat ke Halaman Asli

Taliban: Cara Beragama Paling Gila

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1350570037650514784

Taliban adalah contoh cara beragama paling gila, aneh, dan tidak masuk akal. Selain terkenal karena larangannya bagi perempuan untuk sekolah, mereka pun sangat anti kebudayaaan, apalagi jika itu dating dari barat.

[caption id="attachment_212015" align="aligncenter" width="303" caption="Taliban memperlakukan wanita bagai binatang ternak (sumber: wikipedia)"][/caption]

Saat berkuasa, patung Buddha Bamiyan dihancurkan, puluhan benda museum juga tak ketinggalan dibakar habis. Semua jenis musik dilarang, orang hindu ditandai: benar-benar rasis.

Bagi bangsa barbar seperti Taliban, ia sama sekali tidak punya sumbangsih apapun bagi pengembangan kesejahteraan manusia. Hobinya cuma berperang, menindas, dan membunuh. Kini yang ia lawan adalah seorang gadis kecil berusia 14 Tahun, dialah Malala Yusufzai.

Sungguh tak tahu malu, moncong AK 47 diarahkan pada seorang gadis yang hanya mencita-citakan untuk dapat sekolah. Apa yang salah dengan sekolah. Apa yang salah dengan penddikan. Benar-benar pecundang. Beraninya sama anak kecil.

Tidak ada cara lain, bagiku Taliban adalah produk gagal dari evolusi manusia. Mereka adalah ras paling najis di dunia. Sampah dan benar-benar sampah. Keberadaannya hanya jadi beban peradaban manusia.

Biarkan saja mereka hidup dalam kebodohan mereka, biarkan mereka saling bunuh di antara mereka. Mereka sudah tidak mungkin tertolong. Tingkat kerusakan otak mereka sudah tidak mungkin diperbaiki. Kecanduan agama pada diri mereka sudah sangat parah.

Aku meyakini bahwa sebelum semua penduduk Afganistan dan Pakistan habis. Mereka akan tetap perang dan terus berperang. Mungkin sampai hanya tinggal dua orang dengan masing-masing AK 47 di tangan untuk saling bunuh. Percayalah padaku!

Aku berdoa semoga Tuhan memusnahkan ideologi seperti Taliban ini!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline