Dokter hewan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan hewan, kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, dan perlindungan lingkungan. Sayangnya, meskipun perannya sangat dibutuhkan, dokter hewan seringkali kurang diapresiasi oleh masyarakat.
Dalam konteks Sustainable Development Goals (SDGs), peran dokter hewan tidak hanya terbatas pada kesehatan hewan, tetapi juga mencakup aspek kesejahteraan masyarakat. Misalnya, melansir dari laman resmi Federation of Veterinary of Europe, peranan dokter hewan semakin dibutuhkan di tengah pertumbuhan populasi dunia yang semakin pesat. Ditambah lagi, konsumsi daging oleh masyarakat juga mengalami peningkatan tajam dalam beberapa tahun terakhir. Untuk memenuhi permintaan tersebut secara berkelanjutan, tentu dibutuhkan perkembangan pada sistem produksi ternak dalam beberapa dekade mendatang. Hal ini merupakan bagian dari SDGs ke-12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Kontribusi lain dokter hewan terhadap masyarakat terlihat dalam upaya mereka untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Penelitian menunjukkan bahwa keterikatan manusia dengan hewan peliharaan dapat mengurangi tingkat stres dan menunjang kualitas hidup. Hal ini sejalan dengan pilar SDGs ke-3, yaitu kehidupan sehat dan sejahtera. Dengan demikian, dokter hewan tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik hewan, tetapi juga pada kesejahteraan psikologis pemiliknya.
Dokter hewan mempunyai peranan besar pada pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Menurut data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 60% penyakit yang menyerang manusia merupakan penyakit zoonosis. Hewan yang dapat menularkan penyakit pun beragam, mulai dari mamalia, reptil, hingga burung. Di Indonesia sendiri, penyakit zoonosis seperti kurap, toksoplasmosis, dan leptospirosis sangatlah umum. Dalam hal ini, dokter hewan berperan dalam mengurangi risiko penyebaran penyakit melalui vaksinasi, pemeriksaan kesehatan, dan edukasi kepada pemilik hewan.
Selain itu, dokter hewan juga membantu memastikan produktivitas dan keamanan pangan. Oleh karena itu, dokter hewan juga membantu mencegah potensi wabah yang dapat mengancam kesehatan masyarakat (Budiono, 2023). Dengan meningkatnya permintaan akan produk hewani, dokter hewan berperan dalam memastikan bahwa hewan ternak dipelihara dengan baik dan terbebas dari penyakit.
Di Indonesia sendiri, dokter hewan sangat berperan dalam pengelolaan hewan kurban, terutama menjelang hari raya Idul Adha. Proses penyembelihan hewan kurban harus dilakukan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan dan sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat mengenai cara penyembelihan yang baik dan benar sangat penting untuk memastikan agar kurban tidak mengalami stres yang dapat mengganggu kualitas daging.
Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Universitas Airlangga merupakan salah satu institusi yang menyediakan layanan kesehatan hewan yang komprehensif. RSHP tidak hanya melayani pengobatan hewan peliharaan, tetapi juga hewan ternak dan satwa liar. Layanan yang diberikan cukup bervariasi, mulai dari pemeriksaan kesehatan seperti X-ray dan USG, pelayanan poli, vaksinasi, bedah, hingga perawatan darurat. Selain itu, RSHP juga berperan dalam pendidikan dan penelitian, yang penting untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan hewan di Indonesia. RSHP Universitas Airlangga turut berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya kesejahteraan hewan dan cara-cara yang tepat dalam merawat hewan peliharaan maupun ternak.
Sayangnya, saat ini dokter hewan masih menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan tugas mereka. Salah satu masalah utama adalah kurangnya sumber daya, termasuk dana dan fasilitas kesehatan hewan yang memadai. Banyak dokter hewan yang bekerja di daerah terpencil dengan akses terbatas terhadap peralatan medis, vaksin, dan obat-obatan. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan hewan dan peran dokter hewan juga turut menjadi tantangan. Masyarakat sering kali tidak memahami hubungan antara kesehatan hewan dan kesejahteraan manusia, sehingga dukungan untuk program-program kesehatan hewan menjadi terbatas. Oleh karena itu, edukasi dan kampanye kesadaran publik yang lebih sangat diperlukan.
Dokter hewan memiliki peranan krusial dalam menjaga kesehatan hewan dan kesejahteraan masyarakat. Melalui layanan yang diberikan oleh institusi seperti RSHP Universitas Airlangga, dokter hewan tidak hanya berkontribusi pada kesehatan hewan, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat dan pencapaian SDGs. Namun, beberapa kendala seperti keterbatasan sumber daya dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dokter hewan turut menjadi hambatan dalam kontribusi mereka. Oleh karena itu, kesadaran dan dukungan terhadap dokter hewan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa semua aspek kesehatan, baik hewan maupun manusia dapat terjaga dengan baik.
Sumber:
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10458268/#:~:text=Of%20the%20thousands%20of%20pathogens,defined%20as%20zoonoses%20%5B2%5D.
- https://www.technologyreview.com/2021/04/26/1023636/sustainable-meat-livestock-production-climate-change/
- https://fve.org/publications/vets_contribution_sdg/
- Budiono, N. (2023). Edukasi Penyakit Mulut dan Kuku Serta Pengolahan Daging Pada Masyarakat Desa Pangkal Jaya (Kabupaten Bogor) untuk Mencegah Penularan Penyakit pada Hewan Berkuku Belah. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (Pim), 5(1), 10-21. https://doi.org/10.29244/jpim.5.1.10-21