Lihat ke Halaman Asli

Ada, Gakada

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ADA, seorang sahabat. Bercerita tentang GAKADA, seseorang yang sudah pergi...
ADA bilang dia melihatnya.

GAKADAduduk, bernyanyi kecil. Dia bahagia. Dan kelihatannya baru saja pulang dari gereja, baru mengganti bajunya dan rambutnya masih tertata rapi. Make up tipis pun masih menghias wajahnya. Kata ADA, di mimpinya itu dia duduk seruangan dengan GAKADA dan DUAADA.
Pandangannya melekat pada GAKADA, memperhatikan GAKADA bersenandung lirih, ADA menatapnya keheranan "Apa yg terjadi? Kenapa dia disini?" ADA bertanya-tanya, cuma berani disuarakan dalam hati. Lalu tiba-tiba GAKADA bergeming, berjalan mendekati ADA dan menghadap tepat ke wajahnya, menatap lurus kearah matanya, hening sebentar dan bertanya 'kenapa, kak?'
Tiga kali dia bertanya dengan pertanyaan yg sama, ADA gak mampu menjawab, terhipnotis dalam hampa.
Dan pikirannya meronta "Oh..apa maksud pertanyaannya? Apa yang akan terjadi? Kenapa dia disini??" ADA memalingkan pandangan, menghindari tatatan tajan GAKADA.  GAKADA pun beranjak seraya berkata, "Aku gak mau lagi duduk disitu, kak. Aku jadi teringat waktu aku terbaring disitu. Waktu aku sakit dulu..." seakan beban berat yang dikalungkan dilehernya putus begitu saja. Ringan. GAKADA meninggalkan ADA yang diam terpaku. Gelagagapan, ADA tersadar . Yaa....rupanya ADA duduk di peraduan, peraduan milik GAKADA. Dulu...waktu dia masih hidup.

**Katherinajoggie**
04022010@23.03wib

tentang (alm) Deasy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline