Lihat ke Halaman Asli

Selimut Awan (Lagi)

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendongak kepalaku dan bertanya,

walau seharusnya aku menundukkan kepalaku,

Kalau aku mati nanti,

akankah cukup baik untuk di kenang?

akankah aku cukup unik untuk selalu diingat?

apakah senyum dan tawaku cukup manis untuk selalu diharapkan?

Segalanya dalam hidupku berubah,

kadang ku harus menghentikan hisapan nyaman dari puting ibuku,

dan mulai menggigit dengan keras agar aku bisa bertahan hidup.

kadang tanganku harus menerima bara panas atas kerjakeras yang seharusya berbuah manis.

kadang aku mencampakkan emas dari gengamanku karena yang kulihat waktu itu, cuma batu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline