Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Bimoli Tak Ada, Sania pun Jadi

Diperbarui: 7 Maret 2022   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar :diolah dari postwrap 

Acap kali kita tertipu oleh persepsi, sehingga melupakan kenyataan.

Bukan rahasia lagi kelangkaan minyak goreng masih menjadi keluhan. Karena bukan rahasia juga minyak goreng itu sudah termasuk salah satu persediaan yang wajib di dapur keluarga Indonesia. 

Tak heran kelangkaan minyak goreng bisa membuat para istri uring-uringan. Rela antre berbondong-bondong 

Bagaimana tidak? 

Mau membuat gorengan, adanya minyak angin. Beli gorengan  di luaran, gara-gara minyak goreng mahal ukurannya  jadi kerdil. Mana tahan? 

Serba salah memang. Selera mulut tak bisa dibohongi. Sehari tak makan gorengan mulut sudah terasa lain. 

Istilahnya, tidak ada minyak goreng di dapur hidup bakal terasa garing. 

Oleh sebab itu demi minyak goreng sampai rela antre dan main akal-akalan. Suami, anak, ibu atau mertua diajak beli. Karena satu orang hanya dibatasi boleh membeli satu. Pakailah cara seperti itu. 

Namun, entah lagi nasib lagi baik urusan minyak goreng ini baik-baik saja buat saya. Pas mau beli selalu ada stok. Tidak perlu antre. 

Belum lama ini saya diajak  ke supermarket yang dekat rumah iseng dengan target  membeli minyak goreng. Buat persediaan saja, karena sebenarnya stok juga masih ada. 

Begitu masuk, di rak persediaan cukup banyak. Hati langsung lega. Ada pilihan beberapa merek lagi.  Yang antre tidak ada pula. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline