Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Omong Kosong Tanda-tanda

Diperbarui: 2 Januari 2022   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanda-tanda alam semesta, gambar diolah dari postwrap 

Mengapa kita hanya terpaku membaca kata-kata yang terbaca, tetapi abai membaca tanda-tanda?

Seorang teman agak marah kepada saya karena tidak memberikan kabar dukacita atas berpulangnya Papa. Alasan saya tidak ingin membagikan berita duka. 

Hal ini yang justru membuatnya marah. Apa saya teman yang hanya mau dibagi yang sukacita saja? Demikian tanyanya. 

Akan tetapi saya tidak mau berdebat urusan ini. Apalagi masih dalam suasana duka begini. 

Sejujurnya saya juga ingin agak marah, hanya saja merasa tidak perlu. Urusan marah memang bagian hidup, tetapi tergantung bagaimana kita menggunakannya. 

Mengapa? 

Semenjak Papa sakit saya sudah memberi kabar. Setelah itu saya hanya fokus merawat beliau. Karena buat saya ini kesempatan untuk membalas budi dengan sedikit berbakti. Kapan lagi? 

Ketika takdir sudah menghendaki, fokus saya juga tetap ingin melayani dengan yang terbaik. Kapan lagi bila bukan pada saat ini? 

Saya memang tidak mengabarkan ke banyak orang berita  ini kecuali kepada beberapa saudara atau ada yang menanyakan kondisi Papa. 

Namun, atas kepergian Papa untuk selamanya dari dunia ini saya sudah memberikan tanda-tanda di media sosial. Berupa gambar daun berguguran, kata-kata "waktunya tiba", dan "anicca". Ketakkekalan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline