Apakah ada yang lebih pantas dilakukan selain bersyukur setelah melalui banyak rasa takut dan kesedihan?
Apakah di antara kita ada yang merasakan hal ini?
Karena sampai saat ini kita masih bisa bertahan, apalagi masih dalam kondisi baik dan sehat ketika pandemi masih belum benar-benar berlalu.
Hari ini ketika duduk termenung atas masalah hidup yang terasa berat, tiba-tiba saya merasakan rasa syukur yang luar biasa saat mengingat beberapa peristiwa yang telah terjadi.
Bersyukur karena semuanya berakhir dengan wajah berseri, walaupun harus melalui dengan ketakutan dan air mata. Semua ini justru melahirkan kekuatan dan bahagia.
Di awal tahun banjir kembali berkunjung ke rumah sampai mencapai plafon. Setelah tahun sebelumnya hampir mencapai. Rasa lelah belum hilang membersihkan, kini harus mengalami lagi. Pedih.
Harapan indah untuk menempati rumah dari KPR buyar sudah. Dengan kondisi banjir yang luar biasa dua tahun berturut-turut keluarga jadi trauma untuk tinggal di rumah itu.
Namun, saya tetap berharap agar banjir tidak kembali terjadi tahun ini. Harapan memang selalu ada. Bila tak berwujud nyata, tetap berharap kembali.
Tidak boleh kalah oleh keadaan, tetapi setia menerima kenyataan.
Setelah itu, ketika sedang maraknya Covid-19, adik saya terpapar. Saat dibawa ke rumah sakit penuh, akhirnya di bawah pulang. Padahal sudah mengalami sesak cukup parah.
Beruntung pada waktu yang tepat saya datang ke rumahnya untuk suatu keperluan. Saya kemudian yang mengantar ke rumah sakit lagi dengan kondisi yang penuh pula. Bagaimana?
Waktu itu hanya bisa menunggu di ruang IGD sambil menunggu kepastian. Sementara saya tetap harus berada di rumah sakit tanpa ada yang boleh menggantikan.