Katedrarajawen _Merebak lagi berita. Anak melaporkan atau menggugat orangtua. Macam apa pula. Sungguh tega. Orang-orang mengutuk sebagai anak durhaka. Lupa siapa yang melahirkannya.
Sungguh sulit menerima dengan logika. Ada anak yang tega memerkarakan orangtua. Di mana akal sehatnya berada. Anak durhaka ini takkan mampu melewati pintu surga. Anak durhaka taklayak berada di sana.
Apakah hanya ini standar yang disebut anak durhaka? Apakah aku lupa ketika mengutuki mereka?
Dosa kepada orangtua bukan itu saja. Sesunguhnya sebuah kata 'ah' saja sudah dosa besar karena melukai hati orangtua.
Sadarkah aku telah melakukan yang lebih berdosa dari sekadar ah selama ini?
@refleksihati 23 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H