Katedrarajawen _Manusia butuh hiburan dan liburan itu adalah keniscayaan. Tidak mungkin manusia sepanjang waktu dalam kesibukan. Ada saatnya menikmati kehidupan. Jalan-jalan adalah kesempatan.
Kerap kali bersemangatnya orang-orang pergi liburan katanya mencari kesegaran. Ketika pulang tak jarang terdengar keluhan. Kecapaian. Dengan langkah kelelahan berjalan.
Pada masa kondisi dalam ketakpastian dan ketakutan manusia lebih membutuhkan liburan mengusir ketegangan. Apakah ada yang terbaik menjadi pilihan?
Duduk diam dalam ketenangan. Tak perlu jauh-jauh menempuh perjalanan. Tak usah pusing akan kemacetan. Terjamin nyaman dan aman. Menghadiran kebahagiaan.
Bermeditasi. Hening dalam sunyi. Damai menemani. Bermesra dengan diri yang sejati. Nikmatnya bisa melampaui jalan-jalan ke Bali. Dalam sekejap bisa menjelajahi semesta ini.
Bermeditasi menggapai puncak keheningan nan sunyi. Demikian jernih suara nurani. Ada rasa yang melampaui. Hanya duduk bisa menikmati semua ini.
Sederhana. Tak perlu banyak biaya. Semua hadir dalam nyata. Namun manusia memang suka tidak percaya. Bisa menikmati liburan dan hiburan dengan sedemikian sederhana. Hanya mengada-ada itu yang ada di kepala.
Sesungguhnya hidup memang sederhana. Bila menjalani semua apa adanya, liburan dan hiburan itu sudah tersedia. Satu tarikan napas saja dalam rasa syukur sudah menghadirkan bahagia. Satu tatapan penuh kasih sudah mendatangkan damai sejahtera. Mengapa masih mendustai kebenaran yang ada?
@refleksiheati 27 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H