Syekh Ali Jaber sejatinya ulama, dalam keimanan mewujudkan keteladanannya. Bukan menjual kata. Melampaui kata dalam perilaku yang tertata.
Bahwa adanya agama untuk memperbaiki akhlak insan di dunia. Hingga beliau tiada berkenan pelaku yang menusuknya dianiaya. Ia manusia, bukan sampah demikian beliau berkata.
Syekh Ali Jaber menyikapi peristiwa dengan arif bijaksana. Orang-orang yang tidak tahu masalah justru banyak bicara. Melebar ke mana-mana. Dengan segala kepentingan yang ada.
Tatkala dunia kacau dengan akhlak mazmumah, Syekh Ali Jaber hadir bagai setetes air di kala dahaga. Menghadirkan kesejukan tiada terkira. Mendamaikan hati yang sedang membara.
Syekh Ali Jaber berbicara akhlakul karimah bukan hanya di atas mimbar. Bukan pemanis dalam berujar. Namun dapat berperilaku dengan sabar. Menandakan jiwa telah sadar.
Sadar sebagai ulama adalah menjadi pembawa damai di mana pun berada. Bukan hanya menghadirkan kesejukan dalam tutur kata, tetapi dalam wujud nyata. Menjadi cahaya dalam kegelapan akhlak manusia.
Sesungguhnya dunia saat ini masih membutuhkan lebih banyak cahaya. Adakah yang bersedia?
@cerminperistiwa26092020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H