Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Bertobat karena Pinjaman Daring

Diperbarui: 9 Agustus 2020   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar :Canva /katedrarajawen


Katedrarajawen _Godaan untuk berutang tak terhindarkan, karena sekarang bisa begitu mudah mendapatkannya. Yaitu penawaran pinjaman secara daring. Tidak hanya mudah, tetapi banyak pula. 

Biasanya tanpa pikir panjang lagi, satu demi satu penawaran diambil. Dapat pinjaman, puaskan berbelanja, secara daring juga. 

Pinjaman yang yang didapat bukan untuk kepentingan yang benar-benar penting dan mendesak. 

Itulah yang terjadi pada seorang teman. Utang menumpuk. Lama-lama baru terasa begitu berat. Utang yang jatuh tempo seakan tak ada habisnya. Untuk menutupi terpaksa pinjam lagi. 

Hidup terasa semakin sesak. Hari-hari kebanyakan memikirkan tagihan tiada berhenti. Stres dan hampir putus asa. 

Menyesal dan menyesal. Ceritanya mau bertobat. Tidak mau lagi berhubungan dengan segala macam pinjaman daring. Tentu saja setelah membayar lunas semua pinjaman itu. 

Berat, katanya, setiap ada utang yang jatuh tempo pusing 7 keliling. Rasanya ingin segera terbang ke langit ke tujuh. 

Ia minta saya mendoakan, padahal dia tahu saya ini ustaz bukan, pendeta juga bukan. Pasti dia juga tahu saya juga bukan biksu. 

Jelas, pastinya saya bisa berdoa. Ia selalu minta saya mendoakan, agar ia bisa melunasi semua utang dan tidak akan mengulangi lagi. 

Tentu juga berharap setiap kali ada utang yang jatuh tempo bisa membayar. Duit dari mana, untuk kebutuhan di depan mata saja banyak? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline