Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Kompasiana, Tulisan Ibarat Ubi dan Air Hujan

Diperbarui: 14 Juli 2020   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana. com

Katedrarajawen _Hari ini saya mau curhat. Sesuai predikat yang tersemat pada saya sebagai penulis curhat. Sejak mula di Kompasiana, semoga tidak sampai kiamat penulis curhat ini sebagai predikat. 

Karena sekarang saya ganti sendiri predikatnya sebagai penulis refleksi hati. Judul boleh beda. Isinya tetap sama. Curhat juga. Masih ada unsur hatinya. 

Membaca tulisan yang tersaji oleh Pak Felix Tani dan Pak Khrisna Pabichara, dua penulis besar di Kompasiana. Awalnya membuat saya berkecil hati dan kehilangan nyali. Bahkan kopi hangat yang baru saya buat terasa dingin tak mengundang selera lagi. 

Walau tulisan terhidang penuh gaya canda dan tawa. Tetapi menusuk hingga ke ulu hati. Diam-diam saya malu bukan hanya sekali. Namun berkali-kali. Akhirnya jadi sadar diri dan harus banyak belajar dan belajar lagi. 

Bagi yang belum membaca silahkan kunjungi dua tulisan ini. "2 Tipe Kompasianer, Sungai dan Selokandan "Kompasiana Masih Rumah Teduh bagi Kompasianer?"

Sebagaimana saya katakan di awal. Beliau berdua ini masuk kategori penulis besar di kompasiana. Tolong ini jangan dibantah. Itu sudah diakui secara keilmuan. 

Sebenarnya diam-diam saya banyak belajar dari tulisan beliau-beliau ini. Dasarnya saya otaknya yang cuma segini. Hasil belajarnya tetap begini. Curhat lagi. Lagi-lagi curhat. 

Siapa tahu dengan membahas tulisan penulis besar di Kompasiana. Saya bisa ikut besar. Dalam arti sedikit besar. Yang penting judulnya ada besarnya. Tetapi jangan juga asal besar. Tentu saya tidak mau jadi penulis yang besar kepala. 

Menurut saya dua tulisan tersebut sangat baik dan bagus menjadi bahan rujukan buat para kompasianer yang ingin maju dan kelak bisa menjadi penulis yang berkelas. Seperti saya katakan, secara keilmuan sudah tidak diragukan  lagi. 

Ini curhat bagian pertama. Selanjutnya curhat bagian kedua. 

Pada awalnya saat belajar menulis keinginan saya kelak bisa menghasilkan banyak buku dan dapat banyak uang. Wajar saya kira.  Siapa yang tidak suka punya banyak uang? Tetapi seiring perjalanan mengalami perubahan tujuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline