Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Membaca yang Tak Ada Kata

Diperbarui: 11 Juli 2020   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Canva /katedrarajawen


Katedrarajawen _ Apakah ini tentang membaca hati atau pikiran? Bukan. Ini tentang membaca 'kitab suci' kehidupan yang terbentang dalam kehidupan sehari-hari. Yang pasti akan kita lalui. 

Setiap hari. Pagi sampai malam. Begitu banyak hal yang terjadi. Kita alami sendiri. Orang lain juga mengalami. 

Begitu banyak pembelajaran yang terhampar. Bila kita mampu membacanya. Membaca dengan hikmat. 

Segala pembelajaran ada. Bila kita mampu menggali dan mendalami. Itu pasti akan memberikan kesan yang sangat bernilai. 

Dahulu, setiap tahun mendapat buku agenda kerja. Isinya malah lebih  banyak catatan peristiwa sehari-hari.  Rencana kerjanya justru di luar kepala. 

Mencatat kejadiannya apa. Tanggal berapa. Apa yang dapat dimaknai dari kejadian itu. Lalu ditambah doa atau afirmasi. 

Saat memandang dari jendela. Daun-daun berjatuhan. Burung - burung berkicau di dahan pohon. Bahkan saat melihat seonggok kotoran. Catat. 

Daun yang berjatuhan. Mengingatkan bahwa kematian itu setiap hari di depan mata. Hal yang begitu alami terjadi. Ada daun yang jatuh. Ada pula yang tumbuh. 

Selembar daun yang jatuh. Bisa hanya menjadi sampah. Bisa pula menjadi penyubur tanah. 

Daun tidak bisa memilih. Kita sebagai manusia bisa. Mau menjadi sampah atau penyubur kehidupan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline