Katedrarajawen _
Presiden Jokowi Karenamu Aku ke Istana, Kini Ijinkan Aku Berdoa
Masih teringat dengan jelas walau sudah sekian lama. 12 Desember 2015 aku ke Istana Merdeka. Bermimpi pun tak pernah ada. Tak pernah terduga. Ini nyata.
Berjumpa Presiden Jokowi, bertatap muka. Bersalaman pula. Engkau sedemikian sederhana. Tak banyak kata dan gaya. Semua apa adanya.
Tak terasa. Hari ini, 21 Juni. waktu bahagia. Lima puluh sembilan tahun engkau datang ke dunia. Walau masih ada beban duka. Belum lama ibunda tercinta tiada. Saat negeri masih dalam bencana. Pandemi yang belum reda.
Sejenak bolehlah bersukacita. Masih ada kesempatan menginjak usia tua. Tulus dalam doa. Panjatkan syukur masih menjadi pemimpin negara. Sebagai tugas yang mulia tak terkira.
Dalam sisa waktu yang ada. Tekadkan hati untuk terus bekerja. Demi pengabdian semata. Demi kemajuan bangsa. Demi kesejahteraan rakyat semua. Demi keutuhan Nusantara. Demi masa depan generasi muda.
Semoga Tuhan tetap menjaga. Kuatkan hati dan teguhkan iman dari segala cobaan yang ada. Terus tetap bekerja dalam hujan fitnah dan hina.
Biarlah semua menjadi asupan menguatkan jiwa. Meningkatkan kinerja. Penambah pahala. Apa yang dilakukan manusia tak bisa menilai seadil-adilnya. Biarlah penghakiman Tuhan yang menentukan pada akhirnya.
Pak Presiden, buktikan pada kami semua. Engkau memang presiden yang berbeda. Yang membawa perubahan nyata. Yang akan terus bersama kami dalam kondisi apapun juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H