Katedrarajawen _Urusan makan itu boleh dibilang urusan maha penting. Sampai-sampai tidak sadar jadi hidup untuk makan. Bukan lagi akan untuk hidup.
Ada orang demi urusan makan ke manapun pergi. Tidak boleh ada makanan enak yang lolos dari mulutnya.
Orang Thionghua kalau ketemu selalu menanyakan,"Sudah makan belum?" Walau kelihatan sekadar nanya.
Kalau dijawab belum makan, belum tentu diajak makan. Kalau saya paling nanya lagi,"Kenapa tadi tidak makan dulu?"
Sebenarnya waktu makan itu waktu yang istimewa. Ada etikanya. Namun sekarang berapa banyak yang ingat lagi.
Di meja makan saat yang istimewa. Dahulu setiap pagi, saat makan semua harus kumpul. Setelah semua hadir baru boleh mulai.
Itu pun tidak langsung makan seperti orang kelaparan. Biasanya yang dituakan akan mulai sibuk mengambil sayur yang terdekat dengan posisinya.
Lalu memberikan ke orang terdekatnya. Yang lain juga akan mengikuti. Saling mengambilkan sayur dan lauk-pauk.
Saat makan tidak boleh banyak bicara. Kalau ada waktu setelah selesai semua makan baru mengobrol.
Jadi lapar. Filosopinya mana ini?