Zaman kebebasan, orang - orang berlomba - lomba melampiaskan kebebasannya atas nama hak asasi dan kebebasan berekspresi. Bebas pamer kepintaran, pamer kekayaan, pamer tubuh, pamer hal - hal yang pribadi, pamer keburukan orang, melupakan budi pekerti.
Berlindung di balik identitas palsu di media sosial ataupun terang - terangan, bebas mencaci - maki menebar benci, bebas memutarbalikkan fakta, bebas membuat berita bohong, bebas beropini atas kebenaran versi sendiri, padahal belum tentu mengerti.
Inilah zaman kehidupan masa kini, hidup dalam kebebasan duniawi yang dijunjung tinggi. Tak sadar akan diri yang sejati, melupakan yang hakiki. Saling berebut, saling menyikut atas nama harga diri.
Merasa diri sudah yang paling mengerti, namun tak merasa sedang menunjukkan kebodohan memermalukan diri. Kehilangan harga diri pun masih tak menyadari.
Seperti dikatakan, orang bijak selalu memeriksa ke dalam diri, orang yang merasa dirinya baik dan pintar orang lain yang selalu dikoreksi. Menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya paling pintar sendiri, padahal sedang melakukan hal bodoh yang tak direstui dirinya yang sejati. Seperti aku ini.
||Refleksiuntukmenerangidiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H