Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Hari Buruh Cuma Sehari, Selanjutnya Hari Terburu-buru Setiap Hari

Diperbarui: 1 Mei 2018   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap buruh tahu hari ini, tanggal 1 Mei adalah Hari Buruh dan jatahnya libur, sehingga tidak usah buru-buru pergi ke pabrik atau tempat kerja. Bisa libur dari runitas kesibukan kerja pastilah bahagia.

Tahun ini sedikit berbeda, biasanya menjelang Hari Buruh kasak-kusuk bakal ada unjuk rasa. Berbagai tuntutan demi hidup buruh sejahtera, sehingga pada waktunya bisa unjuk kemakmuran yang menjadi dambaan bukan buruh saja.

Menjadi buruh entah pilihan suka rela atau terpaksa. Yang pasti demi tuntutan hidup dan keluarga. Rela atau terpaksa yang penting bisa kerja. Memburu kelangsungan hidup untuk hal yang niscaya.

Demi semua, hidup jadi serba buru-buru setiap harinya. Melakukan segalanya tanpa rasa. Semenjak bangun tidur, mandi, ibadah, masak urus anak, makan sampai  berangkat kerja.

Atas nama buru-buru kehikmatan dan kemanusiaan pun lupa. Keegoisan menjadi raja. Melakukan yang salah menjadi hal yang sah-sah saja.

Zaman sekarang manusia serba terburu-buru maunya, hanya mati buru-buru yang tak diinginkannya. Namun tanpa sadar apa yang dilakukan membuat kematian cepat tiba. Dalam segala keterburuan, membuat manusia mati rasa.

||Pembelajarandarisebuahperistiwa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline