Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Kebebasan, Kebablasan, dan Kebebalan

Diperbarui: 20 Februari 2018   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebebasan, Kebablasan dan Kebebalan 16:43:20 | 20 Februari 2018

Ini adalah realita terkini,  zaman  kebebasan beropini atas nama demokrasi. Yang menghalangi akan dituduh melanggar hak asasi. Tak aneh bila bisa beropini seenak hati.

Realita yang tersaji, ada media yang memfasilitasi. Tak heran setiap hari opini mengalir bak air bah yang tak terbendung lagi.

Hal-hal yang benar bisa jadi salah oleh sebuah opini. Sebaliknya hal-hal yang salah bisa berubah benar oleh opini-opini. Itulah sebabnya ada yang namanya pembentukan opini.

Kebenaran opini tergantung siapa yang dinilai. Salah dan benar tergantung persepsi. Antara suka atau anti.

Sungguh ngeri dan tak sadar lagi. Atas nama kebebasan bisa beropini sesuka hati. Tak peduli walau itu menebar benci dan melukai. Yang penting beropini, apalagi ada imbalan materi. Soal kritikan atau mengingatkan, tak lagi peduli. Apalagi bicara suara hati, jauh sekali.

Bila akal budi tak memagari dalam beropini, kebebasan akan menjadi kebablasan, yang menuju kepada kebebalan hati.

||Refleksiuntukmenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline