Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Lembut dan Keras

Diperbarui: 7 Februari 2018   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock

Hidup perlu fleksibel. Menghadapi satu hal atau masalah tidak harus selalu dengan cara yang sama. Perlu sikap lembut atau keras. Di sinilah perlu ketajaman untuk melihat keadaan, hingga mampu mengatasi dengan cara yang paling ampuh sebagai senjata.

Apalagi dalam kehidupan sosial di masyarakat maupun di tempat kerja. Pasti banyak hal yang harus dihadapi setiap harinya. Saya yakin kita masing-masing memiliki pengalaman dalam cara mengatasinya. Berhasil atau tidak itu masalahnya.

Dari banyak kasus yang saya hadapi, beruntung saya dapat mengatasi tanpa pakai teori-teori kelas tinggi. Tetapi lebih karena bisikan dan institusi. Lumayan, boleh dibilang 99,99 persen berhasil dan terbukti. Pada kesempatan ini sekadar untuk berbagi.

Kelembutan Meluluhkan Kekerasan

Ketika pertama bekerja setelah lulus sekolah langsung jadi wakil kepala bagian. Tiga bulan kemudian naik jabatan. Biasalah. Jadi atasan.

Di mana-mana yang namanya biang kerok pasti ada. Ada satu karyawan yang bikin susah. Kerja malas, jalan sana-sini kerjaannya. Saya hanya melihat dan mengawasi tingkahnya. Badannya besar dan suka bawa-bawa golok segala. Maklum di kampung, biar tampak sebagai jagoan.

Suatu hari saya panggil ke kantor. Datang dengan tampang tak senang dan bawah golok lagi sambil dibacok-bacok ke tangannya. Langsung saya menangkap bahwa hal itu menunjukkan ketidakpercayaan dirinya sendiri.

Setelah duduk, saya mengatakan padanya, bahwa saya panggil dia ke kantor bukan untuk ajak  berantam. Kenapa harus bawa golok? Kalau  mau berantam jujur saya bilang pasti saya kalah.

Saya tatap matanya dan bicara baik-baik. Tak lupa juga memuji dia dan memberikan sedikit nasehat. Ternyata bandel-bandel hatinya lembut juga. Akhirnya malah jadi andalan. Walau tidak seratus persen berubah, paling tidak sudah bisa diatur dan bisa mengatur teman kerjanya juga.

Andaikan waktu itu saya yang masih muda tak peduli bedengan situasi lagi, begitu dia datang langsung emosi memarahinya. Menantang-nantang dia dengan arogan karena merasa atasannya, bisa-bisa langsung saya dibacok.

Karena saya hadapi dengan sikap lembut sambil bercanda juga, luluh juga hatinya dan malu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline