Mengapa Suka yang Pendek? 14:55:10 | 27 Desember 2017
Apakah yang panjang lebih bagus, lebih menarik dan bermutu daripada yang pendek?
Dalam hal tulisan tentu tidak bisa menjadikan sebagai patokan. Hai ini bersifat relatif. Semua sudah tahu. Panjang atau pendek tergantung jenis tulisan, selera dan kebutuhan.
Kebetulan saya termasuk tipe yang suka dengan tulisan yang tidak terlalu panjang. Dahulu suka baca buku, cuma jarang sampai selesai. Paling pilih baca poin-poin pentingnya. Tak heran ilmunya cuma setengah-tengah.
Sekali lagi bukan masalah mana yang lebih bagus. Tetapi adalah kembali kepada kebutuhan dan apa yang hendak disampaikan dalam tulisan mencapai tujuannya. Tak lupa kondisi di mana tulisan disajikan.
Saya pikir dalam hal menulis pun perlu mengikuti perkembangan zaman. Kita tahu sekarang zaman apa? Zaman kemajuan teknologi. Dimana kita lebih sering memuat tulisan di dunia maya atau media sosial.
Sekarang kita juga tahu adalah zaman dimana manusia begitu cepat bergerak dengan segala kesibukan. Baik dunia nyata maupun di dunia maya. Seakan-akan waktu terasa begitu sempit.
Bayangkan. Adakah yang masih mau berlama-lama menatapi sebuah tulisan di layar komputer, laptop atau telepon pintar, sementara masih banyak hal yang harus dilakukan? Tentu saja ada. Tetapi...? Bagaimana dengan pengalaman sendiri?
Menelaah kondisi yang ada saat ini dan media untuk membaca sebuah tulisan. Saya membayangkan, sebuah tulisan yang enak dibaca itu seperti makanan ringan yang sekali kunyah bisa merasakan kenikmatan dan kelezatannya. Tidak sampai harus berlama-lama mengunyah baru bisa ditelan.
Selanjutnya saya juga mencoba membayangkan lebih dalam lagi. Tulisan yang pendek itu seperti seseorang berpenampilan seksi. Enak dilihat dan menggoda, bukan?
Untuk semakin menambah seksi tulisan yang berkisar antara 400 sampai 600- an kata, jumlah baris dalam satu paragraf juga jangan terlalu banyak. Sebab bisa menggangu kenyamanan dalam proses membaca. Antara 3 sampai 5 baris rasanya sudah nyaman. Pernah juga menemukan sebuah web yang tulisannya salam satu paragraf rata-rata hanya dua baris. Memang terasa lebih enak dan nyaman ketika membacanya.