Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Maaf, Tidak Mengucapkan Hari Natal

Diperbarui: 25 Desember 2017   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Persoalan mengenai ucapan 'Selamat Hari Natal' sampai saat ini selalu masih timbul pro dan kontra dengan dalil kuat masing-masing pihak. Siapa yang benar dan siapa yang salah? Sulit menjawabnya. Karena ini urusan keyakinan.

Menjelang Hari Natal tahun ini ada muncul satu kehebohan. Dimana sebuah toko kue di Makassar secara terang-terangan mengumumkan kebijakannya dengan  meminta maaf menolak untuk menuliskan kalimat 'Selamat Natal' pada kue pesanan pelanggannya. Ini atas nama keyakinan.

Sontak jadi heboh dan viral di media sosial. Muncul beragam komentar. Ada yang menuduh rasislah. Memaklumi tapi menyayangkan. Biasalah. Begitulah dunia medsos.

Untuk hal keyakinan seseorang tak eloklah untuk memertanyakan. Bakal tidak ketemu ujungnya. Kita punya pilihan untuk menyikapi dengan  bijak, bukan sekadar mengandalkan otak. Yang cepat panas tentunya.

Sekadar berbagi pengalaman. Saya pernah punya rekan kerja beberapa tahun yang punya keyakinan tidak mengucapkan 'Selamat Natal'. Tidak ada masalah dalam urusan pertemanan. Semua baik-baik saja. Walau tinggal dalam satu tempat.

Saya pun tidak mau mempertanyakan lebih lanjut. Apalagi bersikap sinis. Untuk apa?  Sebab akan jadi bahan perdebatan dan tentu akan menimbulkan masalah baru. Hidup sudah banyak masalah. Tak perlulah tambah masalah yang berhubungan dengan keyakinan

Prinsipnya, sebuah hal akan jadi masalah kalau kita genit untuk memersalahkannya terus. Tidak akan jadi masalah apabila dianggap tidak bermasalah. Hidup akan terus berjalan apa adanya.

Bagi umat kristiani, semoga dengan merayakan Hari Natal semakin memiliki hati yang mengasihi sesama dan menjadi pembawa damai di manapun berada.

Selamat Natal, semoga selalu ada damai di hati, sehingga tercipta damai di bumi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline