Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Tertipu atau Teliti?

Diperbarui: 2 Desember 2017   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang paling menarik bagi konsumen  pada barang yang ingin ia beli? Ya, benar! Murah dan banyak potongan harganya. Lihat saja ketika suatu jenis barang yang dijual jauh dari harga normal pasti akan dikerubuti pembeli.

Tak jarang juga para penjual menggunakan strategi akal-akalan atau jebakan harga untuk menarik perhatian. Ada beberapa strategi yang sudah sangat umum. Tetapi tetap ada yang terjebak dan merasa tertipu.

Kalau dikatakan sebagai penipuan rasanya kurang tepat atau kasar. Namun kalau dirasa-rasa kok rasanya tertipu. Tetapi bisa juga  merasa diri sendiri yang kurang teliti. Ketika mengalami hal ini ada rasa kesal tapi juga bercampur geli sendiri. iApa saudara-saudara pernah mengalami?

Ada beberapa pengalaman yang dapat dituliskan. Sekadar untuk  mengenang dan sebagai hiburan.

Waktu pertama kali belanja di supermarket pada awal tahun 90-an bersama adik di mall paling keren di Tangerang. Ia tertarik untuk membeli udang. Harga yang tertulis "Murah banget Rp 2.400'. Karena dipikir memang murah banget adik saya langsung memesan 2 kg. Ketika ditimbang hanya ada setengah kilo lagi. Ada sedikit kecewa.

Apa yang terjadi ketika hendak membayar? Bikin kaget! Karena setengah kilogram itu harganya Rp 12.000

Ternyata harga Rp 2.400 itu adalah per ons. Rasanya ada unsur kesengajaan dengan menulis kata "ons"  dengan huruf  sangat kecil.

Rasanya sesak dada ini harus beli udang setengah kilo harganya Rp 12.000. Cukup mahal untuk ukuran waktu itu dan ukuran kantong kami. Bayangkan, waktu itu harga Apel Washington sekilo saja cuma Rp  2.000. Demi gengsi tetap dibayar saja.

Pernah juga tertarik untuk membeli sepatu yang saya kira didiskon 90%. Banderolnya tertera Rp 600.000. itu artinya saya hanya cukup membayar Rp 60.000. Sebenarnya bagi saya waktu itu _tahun 90-an_ masih cukup mahal. Masalahnya saya sangat suka dengan model sepatu itu.

Bolak-balik saya perhatikan. Karena kata-katanya ditulis dalam bahasa Inggris. Hurufnya kecil-kecil yang paling jelas adalah tulisan "90%"- nya. Loh? Ternyata oh ternyata maksud sebenarnya adalah pembeli cukup membayar 90%. Langsung saya ambil langkah seribu.

Lain waktu belanja di pusat grosir bersama istri. Ia hendak membeli 2 kantong minyak goreng ukuran 2 liter.  Menurutnya sedang ada promo sehingga harganya murah. Ketika hendak  membayar di kasir harganya jadi berubah. Kagetlah istri. Ternyata untuk mendapat harga diskon harus berbelanja Rp 200.000 terlebih dahulu. Kalau istri tidak pakai acara gengsi lagi. Langsung tidak jadi beli. Maklum sudah kesal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline