Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Berdana

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

katedrarajawen - 20:55 11 Mei 2015


Apa tujuan dari kita beramal atau berdana? Memupuk kebajikan, kemanusiaan, dan beribadah? Sekadarnya atau untuk pamer? Atau untuk berbisnis dengan Tuhan?

#Selalu Ada Alasan untuk Tidak Beramal

Kalau untuk beramal boleh dibilang sangat jarang sekali. Senjata yang ampuh adalah untuk diri sendiri saja bukan hanya kurang tapi harus berhutang ke sana- sini. Bagaimana bisa punya kelebihan untuk memberi lagi ke yang lain?

Padahal selama ini hakekat kebenaran mengajarkan justru dalam kekurangan harus lebih bisa lagi memberi. Kekurangan janganlah dijadikan alasan untuk bisa beramal dalam hal materi.

Ketika dalam kekurang tetap bisa memberi, maka akan lebih bernilai pemberiannya. Satu kebenaran yang sungguh mudah dicerna tapi sulit mewujudkannya.

Penghiburan yang selalu terasa indah adalah kalau memang tak mampu tak usahlah memaksakan diri untuk memberi. Itulah yang menjadi penyebab selalu gagal untuk memupuk kebajikan.

#Walau Niat Beramal Namun Selalu Gagal

Namun lumayanlah niat baik untuk memberi selalu ada walau belum terwujud. Sewaktu terjadi gempa di Nepal pada 25 April 2015 yang merengut banyak jiwa terbersit niat untuk berdana.

Walau niat sudah ada tetapi lagi dan lagi dalam keadaan dana terbatas selalu ada kebutuhan mendesak sudah menunggu. Bagaimana ini?

Tetapi kali ini tak boleh gagal. Tidak boleh kalah lagi oleh alasan yang itu-itu saja sedari dulu kala. Apalagi suara dari dalam ikut menguatkan. Jangan cuma selalu niat tapi wujudnya cuma alasan-alasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline