Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

The Smiling Death: Maafkan dan Lupakan Demi...

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1384450092970691764

[caption id="attachment_301806" align="aligncenter" width="300" caption="@arimbibimoseno.com"][/caption]

Sebuah buku yang sangat menggairahkan dan merangsang minat untuk segera membaca begitu melihat covernya. Dengan sampul bergambar bibir merah wanita yang merekah dan judul yang menantang membuat bibir ini tak mau diam dan jakun turun naik. Bayangkan, betapa membuat penasaran apa gerangan kisah yang ada di dalamnya.

Pada bab pertama saja kita sudah disuguhi adegan malam pertama Ananta dan Rachel yang merupakan tokoh sentral dalam novel ini. Selain Carla yang sudah dikisahkan menghembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit yang diderita dan dipercepat atas ulah Rachel yang dimakan cemburu untuk menyingkirkan Carla lebih cepat, agar bisa merebut Ananta dari pelukan Carla.

Namun pada akhirnya Rachel yang cantik dan mapan itu harus menemui ajalnya dengan tragis dalam usia muda karena dihantui perbuatannya sendiri yang dirasuki cemburu.

Itulah sedikit gambaran novel terbaru karya saudara Erri Subakti dan Arimbi Bimoseno, duo penulis beken di Kompasiana yang kita kenal. Sebuah cerita yang belum usai sebenarnya.

Novel setebal 240 halaman terbitan Elexmedia Komputindo ini memang menjadi karya luar biasa sahabat kita ini karena ditulis tidak pakai lama. Ditulis dengan kedalaman jiwa dan penuh makna kehidupan. Novel yang tidak biasa tentunya. Tidak berlebihan jadinya bila bagi pecinta novel untuk menjadikan karya ini sebagai koleksi.

Beruntung bisa mengenal kedua sahabat penulis ini bukan hanya di dunia maya, di dunia nyata pun pernah bersua dan pernah menjadi teman diskusi dalam penulisan.

Dalam novel ini dari sekian banyak kata-kata kehidupan ada seuntai kata pada halaman 151 yang sangat merangsang minat  saya kutipkan untuk kita selami bersama:

maafkan dan lupakan

demi dada yang lapang

maafkan dan lupakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline