Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Makan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Enak makanannya?  Itu pertanyaan dari istri yang menghampiri saya ketika sedang menikmati menu vegetarian yang baru kami beli sore itu saat berada di Lampung.

Soal enak atau tidak, sebenarnya ada dua kondisi yang paling berpengaruh menurut saya. Pertama, ketika lapar, makan dengan tahu goreng dan kecap  pun perasaannya nikmat sekali. Bisa sampai nambah lagi. Sebab pada saat itu tubuh memang benar-benar sedang membutuhkan asupan makanan.

Kedua, ketika perasaan sedang nyaman dan hati tenang, maka apapun yang dimakan, akan terasa enaknya tak terkira. Bisa nambah lagi-nambah lagi sampai lupa diri. Karena hati yang tenang  dan perasaan yang nyaman akan membuat suasana ikut menjadi nyaman

Ketiga, bila ada hati yang bersyukur dan berterima kasih, maka apapun makanan yang yang ada pasti nikmatnya akan semakin terasa sampai ke hati.

Makan Ketika Waktunya

Ketika lapar makanlah. Sederhana sekali kebenarannya.  Tapi kita membuatnya tidak sederhana dalam praktiknya. Adakalanya saat sudah lapar, belum juga kita mau mengerti kebutuhan tubuh, sehingga perut harus menahan lapar. Tak jarang pula kita terlalu memanjakan tubuh dengan makan-makanan kapan kita suka. Makan sepanjang hari, sehingga melebihi apa yang dibutuhkan tubuh.

Walau kita merasa ada kenyamanan dengan rajin memasukkan makanan ke tubuh, tapi tanpa kita sadari tubuh terbebani, sehingga merasa tidak nyaman. Kemudian muncullah stress. Akibatnya justru tubuh menjadi tidak sehat.

Andai saja kita bisa memenuhi kebutuhan tubuh dengan makan secara teratur dan memasukkan makanan ketika tubuh benar-benar membutuhkan, maka apa yang kita makan akan terasa nikmat dan bermanfaat.

Makan dengan Hati yang Tenang

Bagaimana makanan yang kita makan akan terasa nikmat ketika kita makan dengan perasaan yang sedang gundah atau dengan waktu yang terburu-buru? Jangan-jangan apa yang kita makan tidak dapat lagi dirasa. Soalnya saya pernah mengalami.

Jadi makan cuma untuk menghilangkan rasa lapar saja, sehingga apa yang dimakan tak merasakan sensasnya sama sekali. Tiba-tiba merasa kepedasan, karena tanpa sadar sekali sendok dua buah cabai masuk ke mulut. Begitu teraasa pedas baru menjerit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline