Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Ya Ampun, Ada Ibu Menusuk Bayinya Sampai Bersimbah Darah!

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara nalar, tidak mungkin ada ibu yang akan tega membuang atau menusuk bayi yang dikandung dari rahimnya sendiri.


Tapi di dunia ini banyak hal yang terjadi dan sulit diterima dengan akal sehat. Banyak hal yang kita pikir tidak mungkin menjadi mungkin terjadi.


Kasus wanita yang membuang bayi yang dilahirkan dari rahimnya kerap kita dapati. Baru-baru ini di Xuzhou, Jiangsu, Cina seorang ibu tega menusuk bayinya dengan gunting sampai bersimbah darah.


Semua itu terjadi gara-gara darah dagingnya sendiri itu menggigit puting susunya saat menyusui. Akibat tusukkannya itu bayi yang bernama Xiao Bao itu harus mendapat 100 lebih jahitan. Demikian diberitakan Dailymail.co.uk yang dikutip Tempo.co.


Ya ampun, teganya teganya wanita yang sampai hati menusuk anak yang telah dikandung dalam rahimnya sekitar sepuluh bulan itu.


Pasti kita akan menganggap betapa kejamnya si ibu yang demikian tega menusuk bayinya sampai berdarah-darah. Kita tidak akan habis pikir. Bagaimana kejadian ini bisa terjadi?


Tetapi sebaliknya ada pula hal yang _mungkin_ tak terpikir oleh kita bahwa apa yang dilakukan si ibu itu di luar kendalinya. Semua yang dilakukannya tanpa sadar dan sekarang sedang menyesalinya dengan linangan air mata.


Apalagi ada kemungkinan wanita ini mengalami penyakit mental akibat tekanan hidup.


Hal ini menginagtkan kepada kita, bahwa dalam hidup ini adalah penting menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Karena bila tidak ada keseimbangan pasti akan mempengaruhi perilaku kita.


Banyak di antara kita yang secara fisik sehat sekali. Tapi jauh di balik tubuhnya yang sehat itu jiwanya berpenyakit. Imbasnya suka kemaksiatan dan korupsi. Penuh keserakahan dan kebencian.


Yang menyedihkan adalah sudah fisik berpenyakit, jiwanya sakit-sakitan pula. Akibatnya di sana susah di sini susah. Dunia menjadi tempat yang menyengsarakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline