[caption id="attachment_268622" align="aligncenter" width="400" caption="@freedigitalphotos.net"][/caption]
Ada yang mengatakan bahwa sesuatu yang paling nikmat itu adalah berhubungan seks. Ehmmm.... Pasti banyak yang setuju dalam hal ini.
Kalau mau jujur banyak yang menikah adalah demi untuk meraih kenikmatan seks secara legal. Selain untuk memiliki keturunan.
Tidak heran ada lelaki yang bilang begini: Punya istri satu saja sudah enak, kalau punya dua jadi enak sekali.
Ada juga berasumsi: Menikah itu tidak enak sekali, tapi enaknya berkali-kali.
Dari kalimat seperti itu kita sudah bisa menangkap yang dimaksud enak itu pasti kenikmatan seksnya. Wah, atau otak saya yang kotor?
Banyak orang yang berselingkuh pun ujung-ujungnya adalah untuk mencari kenikmatan seks. Sepertinya jarang orang-orang yang berselingkuh itu tidak sampai ke ranjang pada akhirnya. Informasinya begitu. Mau menuduh ini pengalaman juga boleh-boleh saja.
Benarkah hanya urusan seks yang paling nikmat di dunia ini yang dapat membuai penikmatnya sampai langit ke tujuh?
Kalau saya katakan tidak mungkin ada yang meragukan atau menganggap ini hal yang tidak normal atau abnormal.
Tapi kalau boleh saya katakan, bagi saya menulis pun kenikmatannya kadang _sering malahan_ melebihi kenikmatan dalam urusan seks.
Ketika menulis dan bisa mengungkapkan isi hati dan pemikiran. Ada semacam pelepasan yang melegakan dan kemudian melahirkan kenikmatan yang luar biasa. Plong. Seperti melayang. Ada bahagia.