Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Bagaimana Berbohong dengan Niat Baik?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adakalanya dalam situasi tertentu kita sulit untuk mengatakan yang sebenarnya. Oleh sebuah niat baik terpaksa kita berbohong demi menolong orang lain. Bukan atas keuntung sendiri.

Bagaimana dengan kebohongan seperti ini? Silahkan nilai sendiri. Bagaimana sikap kita ketika mengalami kejadian ini?

Seorang maling dikejar massa yang siap membunuhnya tanpa diundang masuk ke sebuah rumah. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan si tuan rumah menyembuhkan si maling.

Ketika massa yang mengejar bertanya tentang keberadaan maling itu, ia mengatakan tidak tahu. Setelah situasi aman barulah maling itu diserahkan kepada pihak yang berwajib.

Karena Ibu tahu kondisi ekonomi saya, sering beliau hendak memberikan sejumlah uang bila bertemu. Dalam keadaan demikian, saya terpaksa harus menolak dan mengatakan yang bukan yang sebenarnya. Bahwa saya masih punya uang cukup. Jadi jangan khawatirkan keadaan saya.

Selain tidak ingin menjadi beban bagi Ibu, ada perasaan malu. Bukannya memberi, malah diberi. Ada perasaan bersalah yang berkecamuk, sehingga muncullah kebohongan.

Di lain kesempatan seorang teman teman membeli barang elektronik di sebuah mall. Niatnya ingin membeli televisi seharga tiga jutaan. Untuk nominal kurang lima juta menggunakan kartu kredit cicilannya cuma bisa enam bulan.

Teman ini berinisiatif membeli barang elektronik lainnya, sehingga totalnya mencapai lima jutaan untuk mendapat cicilan 12 bulan. Hal ini disetujui oleh penjaga yang melayani.

Tapi saat hendak melakukan transaksi perbayaran timbul masalah. Manager yang bertugas menegaskan untuk nominal lima juta tidak bisa digabung dari dua atau beberapa item barang.

Lalu manager itu bertanya penjaga mana yang melayani tadi. Karena khawatir penjaga itu akan kena marah atau sanksi, teman ini beralasan tidak ingat lagi. Padahal penjaga itu ada di depan mata dan hanya bisa diam. Teman ini kemudian berkilah, mungkin ia tadi salah dengar penjelasannya.

Singa si raja hutan mencari alasan untuk menyantap rubah yang sudah setia menemani selama ini. Dicarilah cara untuk menjebaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline