Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Omong Kosong Tentang Sampah

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pasti kita sering menemukan kata-kata indah ini di lingkungan atau tempat yang kita datangi. Kalimat indah dan menarik itu: "Terima Kasih Telah Membuang Sampah pada Tempatnya!", "Buanglah Sampah pada Tempatnya!", "Kebersihan adalah Sebagian dari Iman", atau "Budayakan Hidup Bersih dan Sehat".

Apa yang terjadi? Semuanya omong kosong!Sampah berantakan di mana-mana. Mungkin ada persepsi bahwa yang namanya sampah ya tempatnya bisa di mana saja. Jadi buang sembarangan.

Sayang kalau yang namanya sampah harus dibuang ke dalam tong-tong yang masih bagus. Tidak heran tong yang disediakan untuk sampah malah kosong.

Di lingkungan pabrik di setiap sudut disediakan tong sampah disertai dengan kalimat indah seperti di atas. Namun setiap pagi sehabis sarapan, bekas pembungkus makan digeletakan begitu saja.

Tampaklah pemandangan menyesakkan. Bingung. Tulisan yang jelas terpampang diabaikan begitu saja. Tidak bisa bacakah? Semua karyawan minimal lulusan SMA. Jelas bisa baca.

Akhirnya anjuran membuang sampah pada tempatnya hanya sekadar jadi omong kosong. Karena ini menyangkut kebiasaan kita yang kemudian sikap hidup. Sesuatu hal yang sepele pun menjadi sukar dilakukan.

Tidak mudah memang membiasakan diri walau cuma membuang sampah pada tempatnya. Bagi kita yang terbiasa, mungkin heran dan bertanya. Apa susahnya?

Saya alami sendiri bagaimana susahnya mendidik si kecil di rumah untuk selalu buang sampah pada tempat yang disediakan.

Kadang bekas bungkus permen dibuang seenaknya. Bila melihat langsung, maka akan saya 'paksa' si kecil untuk memungut kembali dan membuang pada tempatnya.

Adalah tugas orang tua, para pendidik, dan para agamawan untuk mengajarkan tentang hidup bersih sedari kecil. Bersih lingkungan dan yang penting bersih hati. Nilai-nilai yang memang ada dalam setiap ajaran agama.

Menanamkan sifat tahu malu bila melakukan hal yang tidak pantas atau tidak benar. Tapi bagaimana bila sebagai orang tua, pendidik, dan agamawan sudah tidak memiliki rasa malu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline