Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Belajar pada Pohon Ceri

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa yang ada di alam ini semuanya mempunyai arti. Tiada yang sia-sia diciptakan keberadaannya. Begitu halnya sebatang pohon ceri. Dimana kita dapat belajar tentang kehidupan.

Pohon ceri itu tumbuh rindang dan berbuah sepanjang tahun. Setinggi sekitar 10 meter dan dahan-dahannya mencakup selebar ketinggiannya. Maklum sudah puluhan tahun usianya.


Karena keberadaannya, jadi sangat bermanfaat. Di bawah kerindangannya entah sudah berapa orang yang telah berteduh untuk beristirahat. Menikmati angin sepoi-sepoi selepas lelah bekerja.


Di bawah pohon ceri, itu entah sudah berapa banyak masalah pekerjaan diselesaikan. Karena seringkali dimanfaatkan untuk membahas rencana kerja dan menerima tamu sambil menikmati kopi.


Sepanjang hari, siapa pun yang duduk akan diberikan keteduhan yang sama. Tidak peduli agama, suku, ataupun jenis kelaminnya.

Yang tua, muda, atau anak-anak pasti akan merasakan keteduhan yang tidak berbeda.


Sungguh luar biasa. Pohon ceri itu berbuah sepanjang waktu. Selalu saja ada yang matang untuk dipetik. Siapa pun boleh memetik dan menikmati buahnya yang manis dan wangi.


Apalagi tersiar kabar, buahnya bermanfaat mengobati asam urat. Banyak yang coba. Terlepas benar atau tidak. Minimal sudah menikmati rasanya yang enak.


Buahnya bukan hanya mengundang orang-orang untuk menyukainya. Tetapi burung, tawon, dan kelelawar pun turut merasakan nikmat buah pohon ceri ini. Bahkan lalat tak mau ketinggalan.


Bisa dibayangkan, sebatang pohon ceri telah begitu banyak memberikan manfaat. Bukan hanya pada manusia. Tetapi juga buat makhluk hidup yang lain.


Pohon ceri tumbuh secara alami dan dihidupi alam ini. Lalu memberilan manfaat kehidupan pada manusia dan binatang tanpa membedakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline