Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Ketika Aku Menipu dengan Menulis

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sejujurnya harus kukatakan semua yang ada. Entah berapa banyak aku menipu sidang pembaca. Menuliskan hal-hal yang bukan sesungguhnya.

Tahukah sahabatku semua?
Berapa tipuan yang telah terlaksana?

Ketika aku sedih, aku malahan menulis tentang rasa gembira. Aku menulis tentang ketenangan, tatkala aku dibalut angkara murka.

Pada saat aku sedang membenci, sebaliknya aku menulis tentang mengasihi pada sesama. Aku menulis tentang memaklumi dan memaafkan, mana kala sedang mengalami kecewa.

Di lain waktu aku sedang dalam keadaan menderita, aku menulis tentang perasaan bahagia. Aku menulis hal-hal yang menguatkan, ketika aku tak berdaya.

Pernah juga pada saat aku berbuat kesalahan, aku menulis kebenaran yang bermakna. Tak jarang sewaktu hidupku dirundung masalah, aku menulis seakan-akan aku baik-baik saja.

Dulu pada masa yang sudah kulupa. Aku hidup dalam kemalangan, aku justru giat menulis agar jangan berputus asa. Ketika aku mengalami kehilangan, aku menulis harapan yang selalu ada.

Dalam masa-masa aku hampir kehilangan pada Yang Maha Kuasa, Aku berusaha menulis tentang selalu untuk percaya pada-Nya.
Begitulah selama ini aku menipu sidang pembaca. Maaf, bila harus ada yang kecewa dan tak percaya.
Parahnya lagi tidak sedikit yang tertipu dalam hal mengolah kata. Dikiranya aku penulis luar biasa. Padahal hanya biasa-biasa. Tak ada yang istimewa. Ini bukan pamer kerendahan hati, tapi kebenaran adanya!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline