Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Ujung-ujungnya Buruh Tetap Tidak Sejahtera

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13536581761974576086

[caption id="attachment_225430" align="aligncenter" width="565" caption="Buruh yang berunjukrasa di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2012)@Tribunnews.com"][/caption] Menjadi buruh di negeri ini untuk bisa sejahtera memang masih jauh dari harapan. Begitulah nasib menjadi buruh. Tetapi demi untuk menjadi sejahtera, para buruh rela berjuang. Demo menuntut upah minimun sebesar-besarnya adalah salah satu caranya. Tanggal 21-22 November 2012 yang baru saja berlalu, buruh Sejabodetabek menggelar demo secara besar-besaran. Khusus untuk Tangerang rencananya akan digelar lagi 28-29 November ini. Karena belum terjadi kesepakatan. Tuntutan para buruh untuk upah minimum 2013 memang luar biasa besarnya. Sampai mencapai 40 persen kenaikan. Dimana umumnya kenaikan standarnya adalah antara 10-15 persen. Tentu timbul keberatan dari para pengusaha, sehingga terjadi perundingan yang alot. Karena tuntutan kenaikan upah yang demikian tinggi dari buruh dianggap sangat memberatkan pengusaha. Dalam situasi ini, pasti para pengusaha tidak tinggal diam dan akan mengambil langkah-langkah demi untuk kelangsungan usaha mereka. Pilihan paling akhir paling tutup dan beralih profesi. Menghadapi situasi ini, keadaan usaha yang tidak kondusif. Karena demo yang sudah menjurus ke arah memaksa dan anarkis. Beberapa langkah sudah direncanakan diambil. Di antaranya: 1. Lebih memaksimalkan penggunaan mesin otomatis atau robot. Untuk jangka panjangnya dianggap lebih menguntungkan. Karena lebih efisien dan maksimal hasilnya. Gampang diatur. 2. PHK besar-besaran. Secara bertahap mau tidak mau penggunaan tenaga kerja akan dikurangi seiringi dengan otomanisasi. Tenaga kerja hanya akan dipekerjakan pada bagian tertentu saja dengan masa kontrak tertentu. 3. Bergantian haluan menjadi importir. Dengan biaya produksi yang meningkat dan daya saing semakin berat. Para pengusaha akan mengalihan dengan memesan produknya ke Cina. Dari hitung-hitung ekonomi masih lebih menguntungkan daripada memproduksi sendiri barangnya di Indonesia. Caranya ini sebenarnya sudah berjalan selama ini. Salah satunya adalah industri ponsel. Semua ponsel yang dikatakan ponsel lokal di pasaran. Sebenarnya tak satu pun diproduksi di Indonesia. Semuanya diimpor dari Cina. 4. Mengalihkan investasi ke Vietnam atau Kamboja. Akibat biaya buruh yang terus meningkat dan kurangnya jaminan untuk usaha, mengalihkan investasi ke kedua negara tersebut merupakan pilihan yang baik. Bayangkan apa yang terjadi dalam situasi ini? Pengangguran semakin banyak. Yang pasti lagi, ujung-ujungnya buruh tidak sejahrera. Sami mawon bahasa kerennya. Kenapa? Seperti yang umum terjadi di negeri kita. Upah belum naik, tapi barang-barang kebutuhan pokok sudah mendahului melesat naik. Setelah hitung-hitung, pada akhirnya tetap tidak cukup juga. Boro-boro mau sejahtera. Pun tetap masih banyak utang. Sebagai buruh, kalau saya disuruh memilih, maka saya akan memilih upah tidak naik, tetapi kebutuhan pokok diturunkan. Pilihan realistisnya begitu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline